Lagu Daerah Palu Antarkan Karangturi Choir Juara di Italia

  • 05 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP digeruduk puluhan siswa dari Yayasan Karangturi, Semarang, di rumah dinas Puri Gedeh Jumat (5/10). Mereka adalah personel Karangturi Choir, yang berhasil menjadi jawara lomba paduan suara di Italia.

Mereka berlaga di dua kejuaraan di Italia. Di Rimini International Choir Competition (20-23/9) meraih Golden Diploma Level 1 kategori Folklore; dan Silver Diploma kategori Children/Youth. Dalam 9th Isola del Sole Fest, (26/9-30/9) di Grado mereka meraih predikat Champion pada kategori Folklore & Children.

Sesampainya di Indonesia mereka langsung unjuk kebolehan di hadapan Ganjar Pranowo di Puri Gedeh. Tiga lagu mereka persembahkan, Santo Petrus, Gundul-gundul Pacul dan Yamko Rambe Yamko.

“Mereka bibit pemberani. Secara teknis vokalnya bagus, nyanyinya bagus. Kita harapkan mereka ini didorong terus orang tua dan gurunya lomba di banyak tempat, hingga akhirnya memiliki tradisi juara,” kata mantan anggota DPR RI ini.

Bukan hanya bermental juara, Ganjar mengatakan mereka ini juga memiliki jiwa persatuan yang luar biasa. Pasalnya, ketika berlaga di Grado, Palu dan sekitarnya tengah dilanda gempa dan tsunami. Sebagai salah satu doa, mereka mempersembahkan lagu daerah Palu dalam perlombaan dan akhirnya juara.

“Membangun karakter, mereka punya jiwa kemanusiaan yang adil dan beradab tentu saja. Mereka bisa membangun solidaritas, mudah-mudahan anak-anak ini menyanyi untuk mempersatukan Indonesia untuk merekatkan dan untuk membangun Budi pekerti yang lebih baik. Anak-anak Karangturi ini akan berlomba terus dan menyanyi terus, kita dukung terus,” katanya.

Dalam dua kejuaraan di Italia tersebut, Karangturi Choir harus bertanding dengan negara-negara dari 12 negara perwakilan seluruh benua. Dari delapan kategori yang dipertandingkan, mereka hanya mengikuti dua kategori dan berhasil meraih medali semua.

Salah satu personel Karangturi Choir, Khaliza Hasna mengaku sempat minder mengetahui lawan-lawan dari Afrika dan Eropa. Selain sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, peserta dari Afrika dan Eropa terkenal dengan teknik vokal yang matang. Terlebih, lawan-lawannya secara umur di atas mereka.

“Takut. Udah pernah liat dari negara lain, lawannya juga di atas kita umurnya. Afrika , suaranya sudah membentuk, performanya luar biasa, Swedia,” katanya.

Namun begitu mengetahui hasil perlombaan, kebahagiaan mereka tidak terbendung. Terlebih ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan.

“Nangis sampai make up-nya luntur,” katanya. (Prov Jateng)

Berita Terkait