Kurikulum SMK Perlu Direvisi

  • 21 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dinilai Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP perlu direvisi. Sebab, kurikulum yang diterapkan saat ini kurang mengakomodasi kebutuhan keterampilan di dunia kerja. 

Saat membuka acara Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional VI di BBPLK, Selasa (21/11), Ganjar membeberkan, dari sekitar 820 ribu angkatan kerja yang tidak terserap, 55,56 persennya adalah lulusan SMK. Dari fakta itu, pihaknya kemudian melakukan evaluasi dan diketahui ternyata yang menjadi persoalan adalah kemampuan mereka yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

“Maka saya coba mendorong, kira-kira industri butuhnya seperti apa. Kalau tukang las minimal punya keterampilan seperti apa, kendaraan ringan seperti apa, dan fesyen mininimal juga seperti apa. Standar minimal ini yang kemudian kita mesti cek dengan kurikulum,” jelasnya.

Ganjar mencontohkan, kurikulum saat ini hanya menerapkan praktik sebesar 30 persen, dan teori 70 persen. Menurutnya ke depan kurikulumnya bisa dibalik, di mana praktik mendapat porsi yang lebih banyak.

Revolusi kurikulum SMK sangat diperlukan. Di samping untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri, juga agar Balai Latihan Kerja tidak selalu menjadi “pemadam kebakaran” dalam melayani angkatan kerja yang membutuhkan bekal keterampilan, sesuai kebutuhan perusahaan. Apabila terlalu banyak yang mesti dilayani, tentu tidak akan optimal dalam memberikan pelayanan.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menambahkan, Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional yang secara rutin diselenggarakan diharapkan bisa menjadi standar ukuran keterampilan dan keahlian minimal yang harus dimiliki seorang calon tenaga kerja.

“Maka kompetisi ini kelak akan jadi ukuran. Yang menang ini akan kita jadikan standar minimal, agar ketika masuk bursa kerja, calon tenaga kerja sudah memiliki ketrampilan dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, ” tuturnya.

Sebagai informasi, jumlah peserta Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional sebanyak 108 orang. Mereka berlomba pada sembilan bidang kompetisi. Yakni, pengelasan, otomotif kendaraan ringan, instalasi listrik, tata busana, pendingin dan tata udara, elektronika, desain grafis, perancangan rekayasa mekanik CAD, dan solusi perangkat lunak teknologi informasi untuk bisnis.

Instruktur yang mengikuti kompetisi 39 orang berasal dari BLK UPTP, 51 orang BLK UPTD , 10 orang LPK Swasta, dan delapan orang instruktur industri. Mereka dinilai oleh para profesional dan praktisi yang telah berpengalaman di tingkat nasional, regional ASEAN (ASEAN Skills Competition), dan tingkat dunia (World Skills Competition)

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait