Kuasai Media Sosial, Tangkal Faham Radikal

  • 22 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat di era globalisasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi para santri di seluruh Indonesia. Melalui media informasi, banyak orang dengan mudah menyuarakan pendapat tanpa melalui proses penyaringan dan dapat menimbulkan konflik hingga perpecahan di kalangan umat beragama.

“Tantangan kita menjadi sangat besar. Maka kalau hari ini ada salawat kebangsaan, Insyaallah ini akan menjadi daya kohesi perekat untuk NKRI,” kata Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat mendampingi Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menghadiri Malam Sholawat Kebangsaan Hari Santri Nasional (HSN) 2017 di Lapangan Pancasila (Simpanglima), Semarang, Sabtu (21/10) malam.

Menurut Ganjar kekuatan santri yang jumlahnya sekitar 4,2 juta orang di seluruh Indonesia bukan kekuatan yang kecil. Sehingga santri dituntut untuk mengambil sikap dalam memberikan kontribusi yang nyata untuk Indonesia dan dunia.

Tantangan di era digitalisasi ini juga diamini oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Saat ini, ujarnya, semua orang sudah menjadi umat digital. Tidak ada yang tidak terpengaruh dengan digitalisasi. Karenanya, tugas para santri adalah menguasai teknologi informasi untuk dapat menangkal paham-paham radikal yang disebar ke media sosial.

“Para santri tidak ada pilihan lain selain harus menguasai betul teknologi digital ini. Maka kita harus menguasai media sosial. Sebab kalau tidak maka media sosial itu akan diisi oleh mereka-mereka yang memiliki paham keagamaan yang bertolak belakang dengan yang diwariskan oleh para ulama-ulama pendahulu kita,” katanya.

Lukman mengatakan sudah menjadi tugas santri untuk menjaga dan memelihara eksistensi negara dan bangsa ini dengan paham keagamaan yang moderat atau ajaran Islam yang wasathiyah, menjunjung tinggi serta menghormati keragaman.

“Kaum santri saat ini memiliki tanggung jawab yang tidak kecil. Tantangan kita ke depan ini adalah pertama bisa menjaga dan memelihara eksistensi negara dan bangsa ini,” ujarnya.

Lukman juga menegaskan penetapan HSN oleh Presiden RI Ir Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 ini merupakan bentuk pengakuan dan penghargaan negara kepada santri atas sumbangsih santri kepada bangsa dan negara.

Peringatan HSN 2017 ini juga mencatatkan rekor MURI dengan kategori komik terpanjang dengan tema Wajah Pesantren Wajah Indonesia, Peran Santri dalam Membentuk Indonesia dalam Membangun Keindonesiaan, sepanjang 300 meter. Komik yang dibuat oleh 31 komikus dan kartunis ini menumbangkan rekor komik strip terpanjang sebelumnya yang dibuat di Surabaya 25 September 2011 dengan panjang 207 meter.

Selain itu Menag juga menyerahkan 20.056 Kartu Indonesia Pintar (KIP) Santri dan juga memberikan penghargaan kepada Muhammad Abdul Faqih. Santri Pondok Pesantren Al-Munawwir ini diberi penghargaan atas prestasinya meraih juara III cabang tahfidz pada Musabaqah Hifdzil Quran tingkat internasional di Arab Saudi.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait