Kreatif, Ketoprak SMP Krista Grasia Menuai Pujian Gubernur

  • 17 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

Klaten – Pementasan ketoprak dengan background kain dinding yang diganti dengan dikerek, itu biasa dilakukan di era dulu. Seiring perkembangan teknologi, beberapa pihak pun berupaya menggunakan background dengan screen yang gambarnya lebih beragam, bahkan bisa menampilkan gambar gerak.

Itu pula yang coba digunakan pelajar SMP Krista Grasia Klaten, pada Penutupan Festival Ketoprak Pelajar IX di Auditorium SD Krista Grasia, Minggu (16/9). Berbagai efek digunakan agar ketoprak yang mereka mainkan lebih hidup dan kekinian, sesuai dengan selera para remaja.

Lihat saja efek hujan yang diberikan saat pementasan, ditambah dengan lighting yang apik. Bahkan mercon pun digunakan untuk menarik perhatian penonton. Penampilan mereka tak kalah menarik. Ada pesan moral yang disisipkan dalam pementasan tersebut.

Hal itu mengundang decak kagum Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, yang berkempatan hadir. Menurutnya, penampilan siswa SMP Krista Grasia tersebut paling kreatif dari yang selama ini pernah ditontonnya.

“Panggungnya sudah bagus, ada hujannya, ada merconnya. Latarnya tidak pakai geber tapi pakai giant screen yang hidup, anak-anak mainnya sungguh-sungguh, ada lucunya, yang serius juga bagus,” katanya.

Yang paling menarik perhatian Ganjar, saat pertunjukan para pelajar juga menyisipkan pesan-pesan moral, sosial, kemasyarakatan dan juga politik kepada masyarakat. Pada salah satu adegan ada dialog yang menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak menyogok dengan uang. Pada adegan lain, para pelajar juga menyampaikan jika pada tahun politik ini tidak boleh menyebar hoaks yang akan menimbulkan perpecahan.

“Ketoprak ini sebenarnya bisa membawa pesan-pesan kepada masyarakat apa pun. Tadi ada akting yang menarik mereka bilang ‘minta uang dulu, time is money’. Tapi begitu dikasih ‘oh tidak boleh, kamu tukang nyogok ya. Awas lho tak laporin KPK,’. Sebenarnya mereka anak-anak SMP yang bisa membawa pesan-pesan bagus,” ujarnya.

Ganjar menilai festival ketoprak yang sudah berjalan selama sembilan tahun ini harus terus diselenggarakan secara rutin dan dijadikan kalender tetap. Dia juga menyampaikan Klaten yang selalu menjadi tuan rumah festival ketoprak pelajar ini bisa menjadi pionir, tidak hanya pelestarian seni budaya, namun juga mengembangkannya.

Gubernur berharap kegiatan seperti itu bisa menular ke kabupaten/ kota lainnya. Dia membayangkan setiap bulan pemkab/ kota di Jawa Tengah menyelenggarakan seni budaya, yang di dalammnya ada kolabarasi dari pemain seni profesional, para pejabat, dan pelajar. Sehingga akan muncul generasi-generasi penerus yang cinta dan mengembangkan seni budayanya.

“Saya ingin pemkab/ kota di Jawa Tengah itu ngunduh seni budaya. Boleh ketoprak, boleh wayangan, boleh kesenian daerah lain, sebulan sekali saja. Yang main nanti pemain profesional, pejabatnya, dan para pelajar. Maka seni budaya kita akan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sehingga kita akan bisa senang, cinta, dan mengembangkan seni budaya,” tuturnya.

Sementara itu, Yudha Febrian siswa SMP Krista Grasia yang memerankan tokoh Buto merasa senang pertunjukan ketopraknya disaksikan langsung oleh Gubernur Ganjar Pranowo. Tidak hanya itu, Ganjar juga memuji dan mengapresiasi penampilannya. Apalagi, untuk mempersiapkan pertunjukan ketoprak tersebut, Yudha bersama teman-temannya harus latihan intensif selama dua bulan.

“Latihannya sekitar dua bulan, Pak” jawabnya saat ditanya Ganjar diatas panggung.

 

Penulis : Kh, Humas Jateng

Editor: Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait