“Kompor” Itu Tidak Berhenti Dinyalakan

  • 30 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Upaya menggoyahkan persatuan bangsa sebenarnya dari zaman penjajahan hingga saat ini, tidak pernah berhenti. Hanya, sekarang caranya lebih halus dan canggih, sehingga kadang tidak disadari.

“Sekarang (caranya) menjadi sangat-sangat tidak konvensional. Sudah mutakhir, makin menggunakan teknologi informasi, dan makin tidak terlihat. Mentalnya diserang dengan berbagai isu. (Misalnya) narkoba,” tutur Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberikan motivasi pada sekitar 1.546 orang mahasiswa baru Politeknik Negeri Semarang(Polines), di Kampus Polines, Rabu (30/8).

Ditambahkan, selain narkoba masih ada berbagai tekanan luar biasa yang terus mengganggu para generasi muda hingga mencapai cita-citanya. Seperti ujaran kebencian, integritas, isu SARA, dan radikalisme.

“Kompor itu tidak pernah berhenti dinyalakan. Dinyalakan terus dan itu potensi. Nah potensi anak-anak muda, pelajar apalagi menuju dewasa, biasanya akan mencari bentuknya sendiri sampai dia yakin,” tandasnya.

Alumnus UGM itu mengatakan, dibutuhkan pondasi yang kuat agar generasi muda tidak mudah terbawa godaan yang pada akhirnya membahayakan keutuhan bangsa. Dasar negara Pancasila mesti dihayati dan diamalkan, tidak sekadar dihafalkan. Sebab, Pancasila berisi nilai-nilai luhur yang digali oleh Presiden Soekarno dan sudah didiskusikan dengan berbagai kelompok masyarakat. Nilai adiluhung yang terkandung dalam Pancasila antara lain budi pekerti dan kegotongroyongan.

“Orang tuamu, keluargamu, adik kakakmu, pacarmu kalau sudah punya, semua berharap kamu akan jadi sesuatu yang indah, yang diharapkan. Tapi begitu terkena satu saja kasus, akan habis. Dalam proses pasti ada anginnya, dilempar batu, bahkan didorong teman sendiri. Mereka yang hati-hati akan menyiapkan diri dengan keseimbangan yang dia miliki,” pesan mantan anggota DPR RI itu.

Senada disampaikan Direktur Polines Ir Supriyadi MT. Pembangunan karakter merupakan bagian pokok dalam diri calon pemimpin. Karenanya, pada masa orientasi kampus mereka wajib mengikuti pelatihan dasar kedisiplinan (PDK).

“PDK dilaksanakan selama tiga hari di Rindam. Tujuannya untuk membangun karakter dan jatidiri mahasiswa dalam rangka membangun sikap, perilaku dan pola pikir. Karena kita menyadari bahwa karakter jadi bagian pokok dalam diri calon pemimpin,” tandasnya.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait