Ketika Nawal Yasin Membatik Sembari Berselawat Bareng Perajin di Batang

  • 30 Jul
  • ikp
  • No Comments

BATANG – Suara lantunan selawat keluar dari mulut ibu-ibu pembatik. Mereka melantunkan selawat sambil menggoreskan motif di atas kain batik, di Galeri dan Workshop Batik Rifaiyah, Desa Kalipucang Wetan, Batang, Selasa (29/7/2025).

 

Ketua Tim Penggerak PKK Jateng Nawal Arafah Yasin bersama para perajin batik, bareng-bareng menorehkan cairan malam/ lilin dengan canting.

 

Mboten napa-napa (tidak apa-apa) dicoba, Bu,” celetuk seorang perajin, sambil mengarahkan tangan Nawal menggoreskan motif batik.

 

Istri Wakil Gubernur Taj Yasin itu pun ikut berbaur bersama para perajin batik. Dengan seksama dan teliti, Nawal menggoreskan motif batik.

 

Usai merasakan sensasi membatik sambil melantunkan selawat, Nawal melihat koleksi kain batik Rifaiyah yang terpajang di bagian depan galeri.

 

Batik tulis dengan motif relawati kiyong, motif tambal, relawati kepyur, dan lainnya, membuat Nawal kesengsem. Kerajinan batik dengan motif indah itu memilikih harga bervariasi, seperti yang tertera di atas kain senilai Rp2,3 juta, Rp3,2 juta, hingga nilai yang lebih tinggi.

 

Sejumlah kain batik yang membujur di galeri pun diambil Nawal. Ada beberapa kain batik yang dibelinya.

 

“Batiknya bagus ya. Apalagi mereka membatik sambil baca selawat,” ucap Nawal, sembari mengamati kain batik.

 

Ketua Kelompok Pembatik di Desa Kalipucang Wetan, Batang, Miftahutin, beberapa kali mengenalkan kain batik ke Nawal dan rombongan.

 

“Untuk kunjungan ke tempat ini luar biasa. Kami mengenalkan Batik Rifaiyah,” ucapnya.

 

Menurut Miftahutin, Batik Rifaiyah merupakan produk legendaris asal Batang. Dia mengagumi Nawal, yang mengapresiasi karya batik lokal tersebut. Termasuk membeli sejumlah kain batik, seperti batik lancur, materos, batik tiga negeri, gendagan, pelo ati, cangkang kenari, dan lainnya.

 

Dia menuturkan, batik di tempatnya termasuk istimewa dalam proses pembuatannya. Seperti, dengan melantukan bacaan selawat saat membuatnya.

 

“Kita ini muridnya Kiai Ahmad Rifai, kiai yang mengajarkan agama Islam dengan menulis kitab dengan berbahasa Jawa berbentuk syair. Nah, untuk menyatukan hati, kami pembatik dan ngaji,” ungkap Miftahutin. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait