Keterbatasan Fisik Bukan Penghalang Prestasi

  • 11 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Surakarta – Hampir setiap orang tua yang memiliki anak penyandang disabilitas, awalnya pasti merasa syok dan sedih. Namun, dengan mengetahui kelebihannya, bukan tidak mungkin anak penyandang disabilitas bisa meraih prestasi yang membanggakan. 

Keberhasilan atlet National Paralympic Committee (NPC) sebagai  juara umum dalam ajang ASEAN Para Games 2017 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 17-23 September lalu, menjadi contoh nyatanya. Mereka sukses meraih 126 medali emas, 75 medali perak, dan 50 medali perunggu. Keberhasilan mereka sudah barang tentu mengharumkan nama bangsa. 

“Kami mengakui, pada saat Sea Games, Indonesia hanya peringkat  kelima. Tapi pada saat ASEAN Para Games, Indonesia bisa jadi juara umum,” kata Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Dewa Brata saat membuka Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas) di Stadion Sriwedari, Jumat (10/11).

Dewa Brata pun memberi semangat pada 30 kontingen dari 30 provinsi, jika mereka juga bisa menjadi pahlawan yang mengharumkan nama bangsa. Apalagi, Presiden RI Ir H Joko Widodo sudah memerintahkan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi agar mendirikan Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) di Kota Surakarta.

“Ini bukan karena Pak Jokowi dari Solo. Ini sebagai apresiasi Pak Presiden, betapa luar biasanya, dari kota inilah muncul pahlawan-pahlawan yang tidak bisa dibayangkan. Seandainya kemarin pada saat ASEAN Para games di Kuala Lumpur kita tidak bisa menjadi juara umum, bagaimana wajah Indonesia,” ungkapnya.

Senada disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP. Dia menilai atlet-atlet paralympic Indonesia hebat-hebat. Sebagai contoh, tidak hanya dalam kejuaraan ASEAN Para Games para atlet memborong emas, tapi juga dalam ajang International Paralympic. Bahkan beberapa media juga mewartakan kalau cabang olahraga bola lantai (floorball) dari kontingen atlet Special Olimpycs Indonesia (Soina), menyabet medali perunggu dalam gelaran Special Olimpycs World Winter Games 2017 di Graz, Austria, pada Maret silam.

“Itu sekaligus bukti, kalau keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk berprestasi,” tegasnya mengobarkan semangat para atlet.

Ajang Peparpenas, lanjut Sri Puryono, merupakan wahana bagi para atlet penyandang disabilitas untuk me-nunjukkan kepiawaiannya, dan mengukur keandalannya dalam cabang olahraga (cabor) masing-masing. Pada tahun ini, Peparpenas mempertandingkan enam cabor. Yakni, atletik, boccia, bulu tangkis, catur, renang dan tenis meja.

Sekda berharap, jumlah cabor yang dipertandingkan pada event berikutnya lebih banyak. Semakin banyak cabor yang digelar dalam paralympic, semakin banyak pula jumlah atlet yang bisa menunjukkan potensi dan kemampuannya dalam meraih prestasi.  Seiring dengan itu, motivasi dan percaya diri mereka juga akan semakin tumbuh.

“Semakin banyak cabor yang dipertandingkan, juga akan semakin banyak kesempatan bagi provinsi untuk mendapatkan juara, ” tutupnya

 

Penulis: Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait