Kerja Tidak Dicari Tapi Diciptakan

  • 31 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Demak –  Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meminta para mahasiswa Universitas Sultan Fatah Demak optimistis mampu menghadapi berbagai tantangan di tengah kemajuan teknologi.

“Yang diwisuda harus optimistis, jangan takut tidak mendapat pekerjaan. Karena kerja tidak dicari tapi kita ciptakan sendiri,” ujar Gubernur  saat memberi sambutan pada acara Wisuda Mahasiswa Universitas Sultan Fatah Demak di Pendapa Kabupaten Demak, Senin (30/10).

Semua mahasiswa yang telah lulus kuliah, kata gubernur, akan menghadapi tantangan yang berat kalau hanya berfikir berat. Tapi akan menjadi ringan jika mereka menganggap ringan dan mampu menunjukkan kecerdasan, intelektual emosional  dan spiritual yang hebat.

“Ketika tiga benteng itu dimiliki individu maka kesempurnaan akan muncul, lepas dari Unisfat dan turun ke masyarakat mereka akan mendapatkan ruang atau mengreasi ruangnya sendiri,” terangnya.

Di hadapan 133 wisudawan dan wisudawati gubernur menjelaskan, seiring kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi, masyarakat dihadapkan pada teknologi informasi yang dahsyat. Dengan hanya menggenggam gadget atau telepon pintar, semua informasi dengan mudah didapat, bahkan mencari dan memperoleh bermacam barang kebutuhan dapat dengan mudah dilakukan.

Akibat perkembangan teknologi, katanya, departemen store kelas dunia telah tutup, demikian pula super market banyak yang tutup akibat tidak ada pembeli. Berdasarkan penelitian para ekonom, daya beli menurun, namun menurut akademisi dan praktisi bisnis asal Indonesia, Rhenald Kasali sekarang sedang terjadi pergeseran paradigma.

Sekarang orang tidak harus ke toko untuk mendapatkan atau membeli sesuatu, karena cukup menggunakan gadget barang yang diinginkan datang sendiri. Gadget menjadi media berinteraksi antara penjual dan pembeli tanpa harus bertemu langsung.

“Sekarang apapun dan kapanpun orang bisa belanja. Bangun tidur belum sikat gigi kemudian duduk di closet bisa sambil belanja karena teknologi berkembang sangat dahsyat,” tandasnya.

Mantan anggota DPR RI itu mencontohkkan kesuksesan salah satu adik kelasnya saat menempuh pendidikan di UGM Yogyakarta. Berawal dari sebagian besar mahasiswa yang malas mencuci pakaian, kemudian muncul ide untuk mencucikan baju kotor para mahasiswa kos dengan biaya sesuai hitungan berat dan jumlah.

“Adik kelas saya saat kuliah, dia tidak pernah bekerja sesuai dengan ilmunya. Terinspirasi dari teman-teman yang malas mencuci pakaian hingga munculah laundry kiloan. Hari ini ia menjadi entrepreneur muda yang diminta bicara dan memberikan motivasi di banyak daerah,” bebernya.

Demikian pula kemunculan kaos Dagadu yang fenomenal. Bisnis yang berawal dari obrolan dan adanya diplomatik melalui kaos, kemudian sekelompok anak-anak muda menciptakan desain tulisan-tulisan menggelitik sehingga pembeli tertarik membeli.

“Beragam inovasi harus dilakukan dalam konteks bisnis. Jika terjun ke lapangan pekerjaan dan kerjanya konvensional maka akan dilibas peradaban. Semua tidak bisa menjadi orang biasa tapi harus luar biasa. Dan kalian bisa,” tegasnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait