Kepala Sekolah Diminta Miliki Jiwa Entrepreneur

  • 27 Apr
  • Prov Jateng
  • No Comments

Pemalang – Kepala sekolah diharapkan tidak hanya menjadi leader dan manajer yang baik, tapi juga memiliki jiwa entrepreneur. Sehingga bisa mengembangkan potensi untuk memajukan sekolah.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi pada Rapat Koordinasi Pembinaan dan Pembekalan Badan Pengendali Pendidikan Menengah Kejuruan (BP2MK) serta Kepala Sekolah SMA/SMK/SLB Negeri se-Wilayah VI Jawa Tengah, di aula SMA 2 Pemalang, Rabu (26/4). Kendati begitu, imbuhnya, optimalisasi potensi tidak boleh dilakukan dengan gegabah.

Memang, menghimpun dana partisipasi gotong royong dari masyarakat untuk pengembangan sekolah dibolehkan. Tapi tidak berarti tanpa aturan. Pemungutan dana dengan paksaan, tidak dicatat sehingga tidak ada orang yang tahu, penggunaannya tidak jelas, itu dilarang. Semua mesti dilakukan dengan transparan dan tujuan yang jelas. Pengelolaannya pun harus baik.

“Jadi kepala sekolah penting memiliki manajemen berbasis sekolah yang baik. Kepala sekolah harus jadi leader serta manajer yang baik, dan akan kuat jika memiliki entrepreneurship dengan menggali potensi yang ada di masyarakat supaya sekolahnya lebih maju,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Drs Gatot Bambang Hastowo MPd melaporkan persoalan biaya bagi honorer PTT yang sempat menjadi kendala akibat alih kewenangan pengelolaan SMK/ SMA/ SLB pada awal tahun ini telah terselesaikan. Dana bagi para honorer GTT yang mengajar 24 jam hingga 40 jam sudah cair sampai bulan Maret. Dana BOS pendidikan juga sudah cair untuk triwulan pertama.

“Mohon perhatiannya para kepala sekolah untuk anggaran dana yang sudah cair ini penggunaannya jangan sampai meleset dari petunjuk teknis (juknis), karena ini ke depannya banyak tantangan dan harus tertib administrasi serta taat azas penggunaan,” tegas Gatot.

Ditambahkan, sesuai juknis, penggunaan dana BOS boleh digunakan untuk membiayai honor guru tidak tetap maksimal 15 persen. Namun ada syarat penetapan guru tidak tetap sesuai juknis yang saat ini tengah diurus Disdikbud Jateng ke pemerintah pusat.

Dalam kesempatan itu Gatot juga menyampaikan terhitung sejak 21 Mei lalu telah ditandatangani pula 117 MoU kerja sama antara SMK dengan industri di Jawa Tengah. Bahkan ada 320 SMK yang bekerja sama dengan dua atau tiga industri sekaligus.

“Sehingga kalau dikalikan ada lebih 600 MoU, karena satu sekolah ada program keahliannya yang lebih dari satu yang dikerjasamakan. Dan dengan ditandatanganinya MoU antara SMK dengan dunia industri ini, harapannya ke depan SMK kita bisa makin maju,” tandasnya.

 

Penulis : Hr, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait