Kendalikan Perilaku Konsumtif 

  • 09 Jun
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus. Melainkan juga mengendalikan hawa nafsu dan keinginan-keinginan berlebihan, termasuk menahan perilaku konsumtif atau belanja secara berlebihan.

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat menjadi narasumber dialog interaktif TVKU di Masjid Baitul Ilmi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Kamis (8/6) petang. Selain Wakil gubernur, hadir pula sebagai narasumber Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Rektor Udinus Edi Noersasongko, serta anggota DPRD Jateng Ferry Firmawan.

“Pada bulan Ramadan seperti sekarang inflasi cenderung tinggi, karena masyarakat banyak yang boros dalam berbelanja. Padahal berpuasa juga harus bisa menahan keinginan belanja berlebihan, terutama bagi yang pendapatannya terbatas karena bisa berakibat keuangannya menjadi tidak karuan,” ujar Heru.

Dalam dialog ngabuburit bertajuk “Manajemen Diri Dalam Islam” itu Wagub menjelaskan, perilaku konsumtif masyarakat saat berpuasa di bulan Ramadan biasanya justru semakin tinggi dibandingkan hari-hari biasa. Selain karena keinginan membeli kebutuhan pangan, tidak sedikit masyarakat yang mencari barang-barang keperluan lainnya secara berkebihan yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Sehingga pengeluaran semakin membengkak.

Melihat realita tersebut, Heru mengimbau agar masyarakat membeli bahan makanan dan barang-barang lain untuk kebutuhan Lebaran secara hemat atau jangan berlebihan. Sebab selain memicu inflasi, jika seseorang tidak mampu mengendalikan nafsu berbelanja akan berpengaruh buruk terhadap keuangan keluarga dan lainnya.

Senada dikatakan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. Diakui, saat berpuasa keingginan membeli bahan pangan meningkat. Biasanya warga membeli banyak makanan, bahkan yang sebenarnya tidak menjadi kebutuhan juga dibeli. Sebagai contoh membeli berbagai menu makanan untuk berbuka puasa.

“Sudah ada nasi, kue, es blewah, dan belum lagi gorengan. Sementara saat berbuka hanya makan tahu petis satu dan minum teh sudah kenyang, sehingga banyak makanan yang sia-sia atau muspra. Sementara masih banyak orang yang membutuhkan,” bebernya.

Sementara itu anggota DPRD Jateng Ferry Firmawan menambahkan, kunci utama menjalankan ibadah puasa adalah pengendalian diri. Sudah seharusnya masyarakat memiliki manajemen diri untuk mengenali dan mengelola dirinya secara fisik, emosi, pikiran, jiwa, dan spiritual. Sehingga mampu memengaruhi orang lain, mengendalikan maupun menciptakan realitas kehidupan sesuai dengan tujuan hidupnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait