Kendalikan Inflasi, Jateng Kembangkan RMC

  • 17 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Berbagai upaya dilakukan Pemprov Jawa Tengah guna mengendalikan inflasi, salah satunya pengembangan Rice Market Center (RMC). Strategi ini sebagai upaya stabilisasi harga dan pasokan gabah atau beras di tingkat produsen maupun konsumen.

“RMC adalah wadah untuk mempertemukan supply dan demand beras sebagai upaya stabilisasi harga baik di tingkat produsen maupun konsumen,” beber Sekda Provinsi Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP saat memberi sambutan pada High Level Meeting dan Malam Apresiasi TPID Provinsi Jawa Tengah di Hotel Kesambi Hijau Semarang, Kamis (16/8).

Hadir pula dalam acara bertema “Sinergi Kelola Produksi untuk Kawal Inflasi” itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, Kepala Perwakilan BI Jateng Hamid Ponco W, Ketua Satgas Pangan Kompol Hendra Suhartiyono, Kepala Perum Bulog Divre Jateng Sugit Tedjo M, Asosiasi Penggilingan Jateng Nurul Sayidah, Dirut Perusda Citra Mandiri Jateng Agung Rochmadi, Direktur Bisnis Ritel Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya, serta perwakilan instansi terkait lain.

Sekda yang sekaligus Ketua Harian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng itu menjelaskan, sebagai upaya menahan risiko inflasi mendatang, TPID Jawa Tengah telah menyusun beberapa mitigasi risiko. Di antaranya mengembangkan market center yang merupakan wadah untuk mempertemukan supply (pasokan) dan demand (kebutuhan konsumen) komoditas strategis sebagai upaya stabilitas harga.

“Pada pengembangan tahap pertama market center adalah RMC, sebagai upaya stabilisasi harga beras di tingkat konsumen dan produsen,” imbuhnya.

Dijelaskan, model bisnis RMC menggunakan dua skema, yaitu skema pengendalian inflasi dan skema bisnis. Guna mendukung agar tetap berjalan pada skema pengendalian inflasi, RMC dapat bekerja sama dengan Bulog untuk menyerap gabah beras pada panen raya, kemudian disimpan untuk pengamanan kebutuhan Jawa Tengah saat masa paceklik.

Terkait strategi pergudangan, lanjut dia, dibutuhkan Satgas Pangan agar skema pergudangan ini tidak dianggap sebagai penimbunan. Sementara, menyangkut skema bisnis, RMC bekerja sama dengan penggilingan dan BUMD memproduksi beras Jateng, untuk memenuhi permintaan pasar tetap, seperti ASN dan pasar modern.

Sekda berharap, hadirnya RMC dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian Jawa Tengah. Yakni meningkatkan daya tawar petani yang menjadi mitra penggilingan RMC karena memperoleh harga jual yang kompetitif, memberikan jaminan pasar bagi petani mitra penggilingan RMC, mendorong terwujudnya stabilisasi harga antarwaktu, dan memotong rantai tata niaga komoditas strategis.

“Melalui RMC hasil produksi di penggilingan langsung disalurkan ke konsumen, data mengenai produksi dan stok di tingkat penggilingan merupakan informasi valid yang dapat mendukung penetapan kebijakan pangan,” jelasnya.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, dalam arahannya menilai RMC merupakan terobosan yang bagus. Ia menyambut baik upaya TPID Jateng yang membuat sebuah inovasi baru dalam rangka mendukung kestabilan harga dan pasokan gabah atau beras di tingkat produsen, konsumen, serta ketersediaan data stok gabah atau beras.

“Saya berharap market center ini nantinya akan terus memangkas panjangnya rantai distribusi yang selama ini masih panjang, memberikan jaminan pasar bagi petani dan penggilingan, dan data stok valid untuk pengambilan kebijakan,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur juga menyampaikan apresiasi atas prestasi yang ditorehkan TPID Jateng sebagai TPID Terbaik Se-Jawa Bali selama tiga tahun berturut-turut. Penghargaan tersebut dapat diraih berkat sinergi dan kolaborasi antar stakeholder pemerhati inflasi.

Pada Juli 2018, di Jawa Tengah terjadi inflasi sebesar 0,10 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 131,98. Inflasi terjadi di enam kota di Jawa Tengah. Inflasi tertinggi terjadi di Kudus dan Kota Semarang, masing-masing sebesar 0,11 persen dengan IHK Kudus 139,70 dan Kota Semarang 131,60.

Sedangkan Cilacap dan Kota Surakarta mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,09 persen dengan IHK masing-masing sebesar 136,47 dan 128,97. Selain itu Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,08 persen dengan IHK 130,63 dan inflasi terendah terjadi di Kota Tegal sebesar 0,06 persen dengan IHK 130,25.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur menyaksikan penandatanganan Deklarasi Komitmen Bersama Pengembangan RMC oleh Sekda, Kepala Perwakilan BI Jateng, Ketua Satgas Pangan, Kepala Perum Bulog, Asosiasi Penggilingan Jateng, Dirut Perusda Citra Mandiri Jateng, serta Direktur Bisnis Ritel Unit Usaha Syariah Bank Jateng.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

 

Berita Terkait