Kembangkan Pertanian Organik, Jateng Timba Teknologi dari OISCA

  • 01 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Karanganyar – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP ingin lebih mengembangkan pertanian organik di provinsi yang dipimpinnya. Sebab, pertanian organik dapat lebih menjaga kesuburan tanah, menghasilkan produk yang lebih berkualitas sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi dan lebih aman dikonsumsi.

Hal itu dia sampaikan saat meninjau pusat pelatihan Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement (OISCA) di Doplang, Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Rabu (1/8). Organisasi sosial kemasyarakatan nirlaba itu memiliki tiga program yang salah satunya pelatihan pertanian organik.

Ganjar menyampaikan, OISCA sudah meluluskan 33 angkatan yang tersebar di seluruh Indonesia. Karenanya, gubernur tertarik untuk saling bertukar ilmu pertanian organik. Jateng sudah memiliki learning center di Soropadan Temanggung yang fasilitasnya lebih bagus, sementara OISCA menguasai teknologi pertanian organik.

“Kemarin tim OISCA ketemu saya, lalu mereka butuh tanah kurang lebih 30 hektare di Jateng. Saya bilang untuk apa? Pelatihan. Saya juga punya. Maka hari ini kita bertukar. Hari ini saya mengunjungi pusat pelatihan OISCA di Karangnyar, dari OISCA Jepang saya ajak ke pelatihan di Soropadan. Kalau fasilitas, bagus punya jateng. Tapi teknologinya kami mau berbagi. Sehingga harapannya nanti akan saling mengisi, mendapatkan kesempurnaan,” urai dia.

Gubernur menginginkan agar seluruh proses dari aktivitas menanam dicatat. Sehingga nantinya bisa memiliki data produk pertanian, kuantitas serta kualitasnya. Cara ini sekaligus menjadi salah satu upaya menghadapi pertarungan komoditas pangan di tingkat dunia.

“Jadi dari satu ujicoba ke ujicoba yang lain pertumbuhannya seperti apa kita tulis. Ketika nanti mereka yang dilatih sudah tersebar di seluruh Indonesia, harapan kita ketika mereka menanam apapun kita catat. Sehingga produk yang ditanam apa, jumlahnya berapa, kualitas seperti apa, kita punya datanya,” jelasnya.

Dengan basis data yang dimiliki, imbuh Ganjar, setidaknya bisa menjadi upaya menyiapkan pertarungan komoditas pangan di tingkat dunia. Harapannya, Jateng bisa mendapat kualitas produk pertanian yang high quality dan berpotensi besar untuk diekspor.

“Jepang sudah siap jadi offtaker-nya (produk pertanian Jateng). Bahkan dari beberapa produk di Soropadan (Temanggung) itu sudah diekspor ke Singapura. Harapan kita, petaninya nanti dapat hasil yang baik,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur OISCA TC Karanganyar Mulyono Herlambang memaparkan, ada tiga program yang dilaksanakan OISCA, yaitu pelatihan agribisnis, penghijauan, dan sosial kemasyarakatan.

“Lama pendidikan pertanian sembilan bulan. Peserta diasrama. Kegiatan praktek 85 persen, teori 15 persen. Setelah selesai, harapan kami, mereka pulang kampung halaman mengembangkan ilmunya,” kata Mulyono.

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait