Kekeluargaan Itu Ya Guyub dan Rukun

  • 08 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

Surakarta – Sebagai keluarga besar dengan profesi di segala bidang baik swasta, maupun pemerintahan, Keluarga Alumni Universitas Gajahmada (Kagama) diminta agar dapat membantu dalam mendorong dan menyukseskan program-program pembangunan di Jawa Tengah. Terlebih, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP merupakan Ketua Umum Kagama Pusat.

“Mari kita Kagama Soloraya yang sudah dikenal sangat-sangat kompak dan aktivitasnya luar biasa, bisa mendukung Pak Ganjar. Kita backup bersama,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP saat Halalbihalal Keluarga Besar Kagama Soloraya di pelataran Gedung Siti Walidah UMS, Surakarta, Minggu (8/7).

Menurut dia yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Kagama Pusat, dengan dukungan Kagama yang memiliki latar belakang profesi berbeda-beda, akan mampu mempercepat pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. Apalagi alumnus-alumnus UGM memiliki kompetensi yang tidak diragukan lagi. Sebut saja Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, Menteri Luar Negeri RI, Menteri Perhubungan RI yang kinerjanya sangat baik.

Kagama yang sudah purna tugas pun diharapkan bisa menurunkan ilmu dan pengalamannya kepada Kagama muda, agar mereka bisa lebih berkontribusi kepada bangsa dan negara. Selain itu, memasuki era industri 4.0 yang serba digital, para Kagama dituntut lebih melek IT sehingga nantinya tidak tertinggal dan tergilas oleh perubahan yang cukup cepat.

“Saat ini kita berada di tahapan industrial 4.0 yang menggunakan digitalisasi. Jadi kalau ada yang tidak paham tentang IT ya belajar. Jangan sampai nanti kita tidak paham IT dan nanti akhirnya kita tertinggal,” ujarnya.

Selepas menghadiri Halal bihalal Keluarga Besar Kagama Soloraya, Sekda Sri Puryono melanjutkan perjalanannya menghadiri Halalbihalal dengan Keluarga Besar Paguyuban Warga Sragen di Salatiga, bertempat di Aula Akademi Kebidanan Bakti Nusantara.

Dalam sambutannya Sekda mengapresiasi paguyuban yang didirikan warga Sragen pada 2005 silam tersebut. Menurutnya paguyuban itu merupakan wadah membangun kekeluargaan antarwarga yang ada di perantauan. Karenanya, paguyuban tersebut diminta rutin mengadakan perkumpulan atau pertemuan untuk menjaga keguyuban warga Sragen di Salatiga.

“Tiga bulan sekali kumpul-kumpul. Kalau sudah kumpul tidak perlu mempersoalkan tingkatan baik itu dosen, sekda, bakul bakso, bakul bakmi. Sama saja, cah Sragen juga,” tuturnya.

Meski tinggal di daerah lain, dirinya meminta untuk tidak meninggalkan ciri-ciri khas warga Sragen yang mengutamakan kekompakan, dan kerja keras. Mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ini juga berharap adanya paguyuban bisa membantu warga Sragen lain yang membutuhkan bantuan.

“Kalau kita bicara tentang kekeluargaan itu ya guyub dan rukun, Sisihkan uang hasil usaha untuk membantu warga Sragen yang kesusahan. Kalau tidak sanggup bisa bantu material, kalau tidak bisa bantu tenaga,” pungkasnya.

Penulis : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait