Kedekatan TNI dan Rakyat, Modal Pertahanan Negara

  • 27 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Kendal – Tingkat kepercayaan publik kepada TNI saat ini mencapai 94 persen. Angka itu diperoleh dari hasil survei yang dilakukan litbang harian Kompas pada Oktober 2017. Angka 94 persen mengindikasikan kedekatan dan kemanunggalan TNI dan rakyat yang semakin baik.

Pernyataan itu disampaikan Kasdam IV Diponegoro Brigjen TNI Mohamad Sabrar Fadhilah saat membacakan sambutan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono pada Penutupan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-100 di Lapangan Desa Jungsemi, Kamis (26/10).

Kedekatan dan kemanunggalan TNI dengan rakyat, lanjutnya, menjadi modal utama dalam pembangunan inti kekuatan pertahanan negara yang bersifat semesta. Slogan “TNI Bersama Rakyat Negara Kuat” yang menjadi tema dalam HUT ke-72 TNI, bukanlah kalimat yang dibuat agar semata-mata manis didengar. Tetapi, karena memang TNI sangat menyadari dahsyatnya kekuatan melalui kebersamaan yang dibangun bersama rakyat.

“Secara universal, tugas tentara memang untuk berperang. Tetapi pada masa damai, tentara akan turun ke lapangan untuk membantu kesulitan rakyatnya dan membantu program pembangunan pemerintahnya. Karena pada masa damai sesungguhnya merupakan suatu masa di mana negara sedang menyiapkan diri untuk berperang,” jelas Sabrar.

Di samping membangun kedekatan dengan rakyat, tambahnya, kegiatan TMMD juga bermanfaat untuk membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan. Seperti membangun irigasi, jalan, sanitasi, dan rehabilitasi sekolah maupun masjid.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi menuturkan, pemerintah daerah merasa sangat terbantu dengan kegiatan TMMD. Sebab, dengan dibantu TNI, biasanya biaya pembangunannya menjadi lebih hemat dan cepat.

“Jalan itu biayanya gedhe. Tapi kalau dengan TMMD, jauh lebih hemat daripada dengan pemborong. Bisa mungkin hanya dua pertiganya. Dengan kebersamaan kita semua, lebih hemat. Di samping hemat, juga kebersamaan kita. Membangun kembali semangat gotong royong kita karena itu kekuatan budaya kita,” tuturnya.

Pada kegiatan penutupan TMMD itu, Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko juga mengikuti senam Gemu Famire yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur. Meski tampak tidak terbiasa dengan gerakannya yang rancak, Wagub mengikutinya dengan penuh semangat.

Kasdam IV Diponegoro menuturkan, senam Gemu Famire ditampilkan untuk memberikan pesan bahwa Indonesia adalah negara yang luas dengan beragam suku budayanya. Kebhinnekaan di Indonesia menjadi keniscayaan yang mesti dijaga bersama-sama. Jangan sampai terkotak-kotak.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait