Ke Borobudur Tak Harus dari Yogyakarta

  • 13 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

Jakarta – Menyebut Borobudur, masih ada orang yang tak mengerti jika objek wisata tersebut berada di Jawa Tengah. Lokasinya yang lebih mudah diakses dari Yogyakarta terkadang membuat orang mengira Borobudur milik Provinsi DIY.
Hal itu diakui pula oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP, saat dialog Insiders With Pemprov Jawa Tengah, di Studio CNN Indonesia, Jumat (13/4). Disampaikan, Borobudur yang sudah dikenal di dunia memang menjadi magnet wisatawan. Karenanya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama pemerintah pusat dan kabupaten/ kota terus berupaya untuk membuka akses transportasi menuju Borobudur. Sehingga, wisatawan yang hendak menuju Borobudur bisa turun di Jawa Tengah dan mengenal objek wisata lain di provinsi ini.
Dia menunjuk contoh, tol Semarang-Solo dengan jalur keluar di Bawen dapat mempercepat waktu tempuh dari Kota Semarang menuju Borobudur. Pembangunan Bandara Jenderal Sudirman (Wirasaba) di Kabupaten Purbalingga yang dimulai pada April ini juga mempermudah akses ke Borobudur melalui jalur udara. Belum lagi dengan rencana pembangunan jalan tol Semarang-Yogyakarta.
“Jadi, kalau mau ke Borobudur tak harus dari Yogyakarta, tapi bisa juga dari Jawa Tengah. Jangan ragu ke sini,” bebernya.
Sambil menuju Borobudur, imbuh Sekda, beragam objek wisata bisa dinikmati di provinsi ini. Misalnya, dari Semarang, wisatawan bisa menjelajahi kawasan kota lama yang dikenal sebagai “Netherlands kecil”, menuju Klenteng Sampokong yang dikenal dengan Legenda Cheng Ho, Lawang Sewu, Vihara Watugong. Mereka bisa melanjutkan ke kawasan Ambarawa dengan Rawa Pening, Umbul Sidomukti, museum Kereta Api, bahkan mampir ke Dieng yang terkenal dengan “negeri di atas awan”.
“Atau mereka bisa menikmati pesona Karimunjawa. Aksesnya juga lebih mudah. Kalau dulu menyeberang ke sana membutuhkan waktu tiga sampai empat jam, sekarang ada kapal cepat,” ungkap Ketua Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia (Forsesdasi) ini.
Wisatawan yang mendarat di Bandara Adi Sumarmo juga bisa mengunjungi Keraton Surakarta, museum arkeologi Sangiran. Bahkan, kawasan Sangiran pun sekarang tengah dikembangkan menjadi objek wisata dengan beragam keunggulan.
“Jateng memang memiliki potensi wisata yang luar biasa. Mulai wisata alam, budaya, buatan, religi, minat khusus, semua ada di sini,” katanya.
Ditambahkan, berbagai event terus digelar untuk menarik wisatawan. Seperti, Borobudur Marathon yang tahun ini memasuki kali keenam, Dieng Culture Festival menampilkan tradisi pemotongan rambut gimbal, Jazz di Atas Awan di kawasan Dieng yang menampilkan artis jazz kondang, Karimunjawa Sail, dan sebagainya.
Tak cukup pemerintah yang bergerak, seluruh stakeholder juga bergerak bersama, menciptakan event-event yang kreatif dan inovatif. Masyarakat pun terus digerakkan agar siap menerima wisatawan. Sedikitnya 221 desa wisata sudah dibentuk di provinsi ini, termasuk di sekitar Candi Borobudur.
“Tidak bijaksana kalau masyarakat tidak dilibatkan. Sudah banyak desa wisata di Jawa Tengah, seperti, di Semarang ada Desa Wisata Kandri, Gunungpati, yang menampilkan keindahan desa, kuliner, produk-produk UKM, buah yang murah. Makanya, kami undang semuanya untuk hadir di Jawa Tengah dan nikmati seribu pesonanya,” tandas Sri Puryono. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait