Karang Taruna Diharap Jadi Mata, Telinga dan Otot Pemerintah

  • 26 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Pemalang – Melalui beragam program dan kegiatan kemasyarakatan, karang taruna yang tersebar di semua daerah di Jateng, diminta turut terlibat menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi pemerintah. Terutama masalah pengentasan kemiskinan.

“Mari bersama-sama menyelesaikan persoalan di Jateng, terutama masalah penanganan kemiskinan. Persoalan kemiskinan tidak bisa tidak bisa diselesaikan sendiri, tapi harus disengkuyung bareng, termasuk dengan karang taruna,” ujar Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberi sambutan pada Upacara Penutupan Bulan Bhakti Karang Taruna tingkat Jateng, di Lapangan Desa Clekatakan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Kamis (26/10).

Menurut gubernur, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan karang taruna dalam upaya ikut mengentasakan kemiskinan. Antara lain turut berperan dalam program rehab rumah tidak layak huni (RTLH), persoalan sosial, kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan masyarakat.

Dalam urusan persoalan sosial, kata dia, organisasi beranggotakan anak-anak muda tersebut dapat membantu mencari data masyarakat yang masuk kategori miskin. Termasuk yang mendapat bantuan dari pemerintah untuk warga miskin apakah sudah tepat sasaran atau belum. Selain itu bagi yang sudah tepat sasaran, dipastikan apakah bantuan yang didapat sudah sesuai peraturan.

“Kegiatan sosial kemasyarakatan tersebut penting dilakukan karang taruna. Karang taruna itu anak-anak muda yang mempunyai ide, gagasan, cita-cita dan semangat,” imbuhnya.

Selain itu, karang taruna juga harus dapat menghidupkan seni budaya daerah, aktif di bidang olahraga, kesehatan, pendidikan, serta ikut terlibat dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa agar tidak ada masalah dalam penggunaan anggaran desa. Tidak kalah penting adalah keterlibatan generasi muda yang tergabung di karang taruna memerangi narkoba, paham radikalisme, menjaga kegotongroyongan, sigap dalam kebencanaan, serta meningkatkan kecintaan terhadap NKRI.

“Ini peran penting karang taruna sehingga gregetnya karang taruna Jateng ditunggu masyarakat. Kalau ada masalah minta tolong karang taruna beres, serta siaga dalam membantu di berbagai sendi kehidupan,” bebernya.

Menurut Ganjar, karang taruna juga bisa menjadi mata, telingga, dan ototnya pemerintah. Sehingga ketika melihat ada warga yang sakit langsung menghubungi tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), Dinkes atau Dinsos.

“Kalau itu bisa digerakkan akan menjadi partisipasi yang luar biasa. Misal ada anak yang tidak bisa sekolah kemudian laporkan saja sudah sesuatu luar biasa,” imbuhnya.

Bulan Bhakti Karang Taruna merupakan bentuk kontribusi karang taruna dalam pembangunan bangsa sekaligus momentum untuk memasyarakatkan dan mengaktualisasi berbagai karya kerjanya.

Kegiatan yang diikuti karang taruna perwakilan 35 kabupaten dan kota ini merupakan wujud kesadaran tanggungjawab, sekaligus kepedulian sosial karang taruna dalam melaksanakan pembangunan sosial kemasyarakatan.

“Harapan saya kegiatan ini bisa menjadi proses pembelajaran sosial bagi tumbuhkembangnya karang taruna yang dinamis kreatif, inovatif dan edukatif,” katanya.

Ia menyebutkan, sampai 2015 tercatat 8.578 karang taruna terdiri dari 18 karang taruna percontohan, 889 karang taruna maju, 3.684 karang taruna berkembang, serta 4.088 karang taruna tumbuh.

Dalam kesempatan tersebut gubernur didampingi Bupati Pemalang Junaedi menyerahkan secara simbolis bantuan rehab 23 unit rumah tidak layak huni (RTLH)  program keluarga harapan (PKH), operasional karang taruna, pemberdayaan pekerja sosial masyarakat, dan bantuan sosial lainnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait