Kalau Sudah Bagus Sekali, Harus Bagus Terus

  • 01 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Sekretaris Daerah Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP membuka Pameran Batikcraft Vaganza 2018 di Paragon Mall Semarang, Rabu (1/8). Pameran batik dan handycraft yang diselenggarakan Kadin Jawa Tengah selama lima hari mulai 1-5 Agustus 2018 ini diharapkan bisa menggalakkan masyarakat untuk lebih mencintai batik, sehingga dapat mendorong para pengrajin dan UMKM batik terus berkreasi dan berinovasi dalam meningkatkan daya saing produknya.

Menurut Sri Puryono, sebagai warisan budaya nusantara batik memiliki makna filosofis dan nilai estetika yang mencerminkan identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Apalagi saat ditetapkan sebagai world heritage oleh UNESCO pada 2 oktober 2009, identitas bangsa tersebut semakin diakui oleh dunia. Batik pun semakin banyak dicari dan diminati masyarakat mancanegara.

“Dunia sudah mengakui, seperti Nelson Mandela yang senang memakai batik dan sekarang banyak batik kita yang kesana. Dan orang luar negeri itu sekarang lebih senang diberi suvenir batik dari pada yang lain,” katanya.

Ditambahkan, batik memiliki potensi cukup besar tidak hanya di pasar lokal namun dunia. Daya saing internasional ini yang harus terus dikembangkan dengan memperbanyak kreativitas dan inovasi agar batik tetap dicinta dan diminati. Pengrajin dituntut bisa menyesuaikan kualitas dan standar produk dengan permintaan pasar, sehingga dalam mengembangkan usaha batik harus berpedoman pada 3K, yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, serta menjaga kontinyuitas produksi.

Selama ini, imbuh Sekda, kendala yang dihadapi oleh para pengrajin adalah dalam meningkatkan kuantitas produk dan menjaga kontinyuitas produksi. Sering kali mereka tidak sanggup untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup besar dan berkesinambungan sehingga banyak pengrajin yang tidak bisa mempelebar akses pasarnya. Untuk itu, dia meminta para pengrajin dan pelaku UMKM batik bergabung membentuk satu koperasi agar pembinaan dan bantuan peralatan dari pemerintah dapat mudah diberikan.

“Jadi kalau sudah bagus sekali, harus bagus terus. Jangan bagus hanya contohnya saja tapi begitu nanti yang berikutnya tidak bagus, kualitasnya kurang. Kualitas sudah terpenuhi tapi pada saat diminta dalam jumlah besar tidak sanggup, ini kita. Makanya koperasi batik ini kita giatkan, mereka supaya bergabung dalam satu koperasi agar kita bina dan kita bantu fasilitasi peralatannya,” terangnya.

Tidak hanya membantu permodalan dan pelatihan maupun memfasilitasi peralatan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga terus membantu membukakan pasar untuk para pengrajin dan pelaku UMKM batik. Salah satunya yang akan direalisasi adalah dengan mengupayakan pendirian stand khusus UMKM, utamanya batik Jawa Tengah di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.

“Nanti akan ada stand khusus UMKM salah satunya batik. Jadi begitu masuk di Semarang ciri khasnya ada konter batik se-Jawa Tengah,” tuturnya.

Sri Puryono berharap dengan adanya pameran ini bisa mendorong masyarakat untuk lebih mencintai batik dan membelinya. Karena dengan membeli berarti juga mendorong pelestarian dan menghargai karya seni batik serta menghidupi para pengrajin dan UMKM batik yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan batik.

“Kata kuncinya, membeli adalah membantu,” pendeknya

Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara Pameran Batikcraft Vaganza Heru Isnawan mengatakan sejak diselenggarakan kali pertama hingga kini memasuki tahun ke tujuh, peserta dan pengunjung pameran selalu meningkat. Saat ini jumlah peserta mencapai 51 stand dari para pengrajin dan pelaku UMKM batik di Jawa Tengah maupun luar Jawa Tengah. Dia menargetkan omset tahun ini melebih omset tahun lalu yang mencapai Rp2,3 miliar.

Meski saat ini sudah memasuki dunia yang mengutamakan digitalisasi, namun pameran yang berbentuk offline ini tetap diusung agar para pengunjung bisa menikmati keindahan dari batik secara langsung. Sehingga harapannya akan ada perhatian dan apresiasi dari masyarakat terhadap batik dan mendorong mereka untuk membelinya.

“Kita hadirkan dalam bentuk offline agar para pengunjung bisa menikmati secara langsung, kalau online kan hanya melihat sekilas,” pungkasnya.

 

Penulis : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait