Jurus Ganjar Hadapi Revolusi Industri 4.0 Bakal Jadi Rujukan RPJMN 2020-2024

  • 20 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

JAKARTA – Dua program andalan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yakni SMK Boarding School Jateng dan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng dianggap sebagai senjata yang tepat untuk menghadapi revolusi industri 4.0 dan bonus demografi.

Dua program tersebut merupakan materi inti yang dipaparkan Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional Pengembangan Sumberdaya Manusia di Lemhanas, Jakarta, Jumat (20/9/2019), yang bakal jadi rujukan penyusunan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Praktisi Bambang Wasito Adi mengatakan, yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini untuk menghadapi revolusi industri 4.0 dan bonus demografi, adalah pengelolaan secara serius di sektor kesehatan dan pendidikan.

“Dengan pola itu negara ini akan maju. Awalnya, kewajiban orangtua adalah menyiapkan pendidikan dan kesehatan. Ketika pemerintah sudah hadir di dua sektor itu, orangtua hanya tinggal memberi makan,” katanya.

Ditambahkan, pembangunan sumberdaya manusia bukan berarti hanya dilakukan ketika memperoleh bonus demografi. Terlebih untuk menghadapi perkembangan zaman seperti ini, di mana sektor kesehatan dan pendidikan jadi aspek yang harus diutamakan.

“Dapat ataupun tidak dapat bonus demografi, kita wajib membangun bangsa ini. Learning society. Dan yang harus dipahami teknologi bukan mesin, tapi kebudayaan, yang bisa memudahkan pekerjaan manusia,” ujarnya.

Untuk meng-upgrade SDM, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memang telah memilih jalur kesehatan dan pendidikan pada periode keduanya ini. Untuk kesehatan, salah satunya dengan melakukan pengawalan sejak bayi masih dalam kandungan, yakni lewat program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG)

“Investasi utama dan pertama adalah kesehatan. 5NG ini bukan hanya untuk ngecek orang meteng, tapi kita cek sampai asupannya. Yang belum lahir asupan gizinya diperhatikan dan lahir dengan sehat,” ujarnya.

Bagi Ganjar menangani orang-orang hamil itu merupakan garis awal yang mesti diberikan pemerintah untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Garis selanjutnya adalah dunia pendidikan.

“Maka satu-satunya adalah upgrade SDM nya. Tapi kita tidak boleh telat.Tapi juga tidak cukup jika sekolahnya saat ini begini. Kalau revolusi 4.0 menghendaki orang-orang berfikir digital berfikir robotik maka seluruh pelajar harus kita siapkan ke sana termasuk bahasa asing,” terang orang nomor satu di Jateng..

Maka menurut Ganjar kalau tidak ada crash programme atau langkah percepatan, bonus demografi tersebut tidak bisa dirasakan manfaatnya bahkan justru jadi momok. Salah satu crash program yang dia tempuh di sektor pendidikan adalah dengan mendirikan SMKN Boarding School Jateng gratis, di mana setiap siswa bebas biaya tempat tinggal, makan, seragam sampai perlengkapan sekolah.

“Kita birokrasi juga harus mendorong proses digitalisasi, termasuk sampai ke kelompok masyarakat. Dengan revolusi industri 4.0 banyak pekerjaan hilang, tapi dengan revolusi itu sangat banyak pekerjaan muncul,” tandasnya. (Humas Jateng)

Berita Terkait