Jelang Pemilu, Ganjar Dicurhati Politikus Perempuan

  • 23 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Kesempatan bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP di Hotel Ciputra, Selasa (23/10), dimanfaatkan sejumlah politikus perempuan di Jawa Tengah untuk “curhat” (menyampaikan curahan hati). Bakal calon anggota legislatif perempuan dari berbagai lintas partai itu khawatir dengan waktu pemilihan umum semakin dekat, namun belum juga mendapat jurus jitu untuk kampanye.

Titin, salah satunya. Kontestasi pemilu pada April 2019 mendatang, merupakan kali keduanya berjuang untuk duduk di kursi legislatif Kabupaten Karanganyar. Saat ini, untuk menghadapi konstituen, dia menggunakan teknik yang pernah dipakai pada pencalonan sebelumnya, yakni mendekati komunitas dan mengajak mereka untuk sama-sama bekerja. Kebetulan dia bergerak di bidang peternakan.

Kepada Ganjar, Titin mengatakan tidak ingin mengulang kegagalannya pada periode 2014-2019. Padahal jurus kampanye yang dia pakai menurutnya cukup efektif untuk menggaet suara karena bukan sekadar janji.

“Sebenarnya apa yang kurang tepat pada cara saya kampanye itu, pak gub?”tanya Titin kepada Ganjar, dalam acara Penguatan Kapasitas Perempuan Calon Anggota Legislatif pada Pemilu 2019 di Jateng itu.

Selain Titin, beragam kekhawatiran juga disampaikan beberapa bakal calon anggota legislatif perempuan. Dari persoalan gender, incumbent, persaingan internal partai hingga persoalan keluarga.

Gubernur Ganjar Pranowo mengingatkan para politikus perempuan agar lebih kreatif menyosialisasikan rencana programnya kepada masyarakat.

“Besok itu pemilunya lebih ganas. Problem paling berat mem-branding-nya lebih sulit, bu. Kuncinya adalah kreativitas,” kata Ganjar.

Diapun menukil pengalamannya berkampanye menuju DPR RI dan Gubernur Jateng dua periode. Menurut Ganjar, selain harus mengikuti perkembangan zaman, calon anggota legislatif jangan tampil menggurui.

“Tanyakan pada masyarakat apa persoalan mereka, persoalan wilayahnya. Gunakan medsos untuk menginventarisasi,” katanya.

Menurut mantan anggota DPR RI ini, ada kegagapan yang mengendon dalam benak bakal calon legislatif perempuan. Entah karena harus berhadapan dengan incumbent, berhadapan dengan laki-laki, atau bahkan karena masih harus minta izin pada suami saat menemui konstituen.

“Ini problem relasi sosial yang faktanya harus mereka hadapi. Tidak ada lagi laki-laki perempuan, karena afirmasi tidak bisa dimasukkan dalam sistem. Dalam konteks lapangan mereka harus fight untuk mencari voter masing-masing,” kata Ganjar usai acara.

Maka, lanjut Ganjar, mereka harus menggunakan taktik dan cara-cara yang lebih bisa diterima masyarakat. Meskipun tantangan yang bakal dihadapi bacaleg perempuan itu jauh lebih berat.

“Hari ini mereka jangan lihat laki-laki perempuan atau jenis kelamin. Tapi bagaimana mereka membuat ide-ide inovatif kreatif, orisinalitas ide, bagaimana mendekati dengan gaya-gaya sekarang. Dan mereka harus punya pembeda dengan caleg-caleg lain,” tandasnya.

 

Penulis : Ib, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait