Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Jawa Tengah Bakal Buka Pasar Buah di China dan Singapura
- 04 Sep
- ikp
- No Comments

SEMARANG – China dan Singapura jadi target pasar penjualan komoditas buah-buahan Jawa Tengah. Sampai saat ini penjualan komoditas buah dari Indonesia ke luar negeri masih sangat minim bahkan kalah dari negara tetangga, Malaysia dan Thailand.
Saat menerima pengurus HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) dan KBHI (Kontak Bisnis Hortikultura Indonesia) di rumah dinas Puri Gedeh, Selasa (3/9/2019), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menargetkan harus bisa menyamai capaian Thailand dalam hal penjualan komoditas buah.
“Karena kita punya banyak sekali buah. Tongkat saja di sini ditancapkan bisa hidup kok. Artinya potensi kita sangat besar,” kata Ganjar.
Yang diperlukan saat ini menurut Ganjar adalah strategi penjualan dan penataan politik pertanian. Hilirisasi dunia pertanian yang diimpikan Presiden Jokowi, kata Ganjar bisa dicapai jika politik pertaniannya beres yang ditunjukkan dengan data-data yang valid.
“Kalau penjualan, sekarang Duta Besar kita di manapun nyambi jualan. Kemarin di Rusia saya bisa teken penjualan mencapai sekitar $ 6 juta. Meh itu juga harus kita manfaatkan untuk komoditas buah ini,” katanya.
Penjualan komoditas buah-buahan Indonesia saat ini jauh di bawah Thailand bahkan juga kalah dari Malaysia. Untuk pangsa pasar di China misalnya, Muhammad Maulud perwakilan KBHI mengatakan Indonesia hanya menguasai lima jenis buah-buahan.
“Sementara Malaysia menguasai 19 jenis buah-buahan, Thailand menguasai 28 jenis,” katanya.
Dia mengatakan Thailand memang telah memiliki sistem pertanian yang lebih baik dari Indonesia. Hilirisasi mereka, kata Maulud sudah tersistem. Karena itu pihaknya bakal mengeluarkan jurus baru untuk mengejar ketertinggalan tersebut dengan pola ofensif.
“Seperti kata Pak Ganjar tadi, kita mesti ofensif ke pasar dunia. Langkahnya dimulai dulu dari pasar China dan Singapura,” katanya.
Salah satu caranya adalah dengan membuka “lapak” di pasar negara-negara tujuan. Dengan demikian komoditas dari indoibisa sewaktu-waktu didapatkan di sana.
“Kalau hanya pameran kan cuma satu Minggu paling lama. Kalau kita buka lapak atau sentra komoditas kita di luar negeri, bisa dijangkau kapanpun. Dan tadi pak Ganjar telah menyanggupi untuk ketersediaan komoditas. Sekarang kita siapkan rencana aksinya,” katanya. (Humas Jateng)