Jateng Satu-satunya Provinsi yang Data Covidnya Terintegrasi dengan Kemenkes

  • 16 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Data Covid-19 milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan pemerintah pusat, telah terintegrasi. Sehingga diharapkan tak ada lagi perbedaan data di antara keduanya.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Prasetyo Aribowo mengatakan,  data Covid-19 pemerintah provinsi sudah terintegrasi dengan data Covid-19 milik Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)  Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Mulai hari ini, itu (integrasi) semalam. Semua data tunggal. Laporan kabupaten dan kota lewat Corona Jateng (https://corona.jatengprov.go.id/),” kata Prasetyo, ditemui usai rapat penanganan Covid-19 di kompleks kantor Gubernur Jateng, Semarang, Senin (16/8/2021).
Menurutnya, tim ahli Government Resources Management System (GRMS) Provinsi Jawa Tengah sudah bertemu dengan Pusdatin Kemenkes untuk menyatukan data.
“Prinsipnya sekarang sudah terintegrasi, semalam,” jelasnya.
Prasetyo menuturkan dengan pengintegrasian data antara data Covid-19 pemerintah provinsi dengan pusat, maka berarti data akan sama. Sejauh ini, hal itu baru dilakukan di Provinsi Jawa Tengah.
“Hanya Jawa Tengah, satu-satunya di Indonesia yang informasi datanya sudah terintegrasi. Sekali lagi, terintegrasi antara provinsi dengan pusat,” imbuh Prasetyo.
Dengan demikian, pemerintah kabupaten dan kota di Jateng hanya perlu memasukkan data lewat aplikasi https://corona.jatengprov.go.id/. Dicontohkannya, kalau lewat aplikasi Corona Jateng tercatat data 1.000 kasus, maka yang di aplikasi New All Record (NAR) juga 1.000 kasus.
“Tadinya kan tidak. Kadang-kadang yang datang itu lebih banyak dari yang NAR. Karena datanya terlambat dan delay datanya terjadi di pusat,” lanjutnya.
Adapun teknisnya, kini pemerintah kabupaten/kota  tidak lagi mengisi di dua aplikasi yaitu di NAR dan aplikasi Corona Jateng. Mereka hanya perlu memasukkan data melalui aplikasi Corona Jateng. Karena, kini aplikasi NAR pusat ditutup.
“Jadi ini enggak perlu lagi ke NAR pusat untuk data kasus aktifnya. Nah sekarang ngisinya ke Corona Jateng. Corona Jateng, karena sudah terintegrasi, otomatis ngisi atau diisi satu (kasus), ya di sana satu (kasus). Jadi prinsip sebenarnya sekarang sudah tidak ada lagi perbedaan data lagi antara pusat dengan provinsi, intinya itu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menerangkan, dengan adanya pengintegrasian, maka keuntungannya data akan lebih sama dengan pusat.
“Iya, kalau antara provinsi Jawa Tengah dengan pusat, ya, itu sudah sama, ya. Dan saya sampaikan (Jateng) satu-satunya provinsi di Indonesia yang sudah sama. Antara data provinsi dan pusat ini sudah sama. Karena kita lakukan bridging, integrasi,” katanya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait