Jateng Provinsi Terbaik I Pembinaan Konvergensi Penurunan “Stunting”

  • 04 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil mendapatkan penghargaan terbaik I dalam pembinaan dan pengawasan delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2020 wilayah Jawa. Penghargaan tersebut diberikan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI pada 2 November lalu.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai penghargaan tersebut merupakan hasil jerih payah semua pihak. Termasuk kerja keras pemerintah provinsi, kabupaten/ kota, tenaga medis, dan desa.
“Ini PR (pekerjaan rumah) besar. Buat saya, ini adalah satu amanah. Jangan hanya dilihat dari sisi penghargaannya, berhenti,” kata Ganjar, saat ditemui di kantornya, Rabu (4/11/2020).
Penghargaan itu, kata Ganjar, hendaknya menjadi pemicu untuk melangkah lebih jauh dalam menangani stunting atau tengkes. Menurutnya, Kementerian Kesehatan hingga Kemenko PMK juga telah mengingatkan mengenai angka stunting di Jawa Tengah.
Oleh karena itu, Ganjar segera tancap gas untuk melakukan penanganan tengkes. Tidak hanya soal gizi, seperti pemberian makanan tambahan dan sejenisnya, tapi juga merancang program penanganan jauh-jauh hari, termasuk program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. Program itu merupakan kegiatan sistematis dan terpadu untuk mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
“Ibu sejak hamil, bayi sejak dalam kandungan, sudah diperhatikan,” terangnya.
Ganjar menilai, jika gerakan itu terus digaungkan, termasuk pengerahan posyandu bidan, sampai para penyuluh kesehatan, maka bukan tidak mungkin proses pencegahan tengkes di Jateng bisa berjalan efektif. Selain menggarisbawahi itu, Ganjar juga menyinggung pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Prasetyo Aribowo menjelaskan aksi konvergensi penurunan stunting secara terintegrasi, pada tahun ini didorong  supaya lebih cepat. Pihaknya pun melibatkan Unicef, serta pakar dari perguruan tinggi.
“Tadinya 16 kabupaten, terus kita perluas menjadi 35 kabupaten, sehingga sekretariat yang di Bappeda, kita dorong untuk perbaikan perencanaan. Kita laporkan lebih cepat,” kata Prasetyo ditemui di kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang.
Saat ini, gerakan konvergensi di 35 kabupaten kota berjalan dengan baik dan simultan. Gerakan itu rupanya diakui oleh Kemendagri, dengan memberikan penghargaan. Meski demikian, pihaknya tetap mengawal supaya penanganan stunting lebih cepat,  kendati saat ini  tengah diterpa pandemi.
Pelaksana Harian (Plh) Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah ini juga menuturkan ada beberapa upaya yang akan dilakukan untuk mempertahankan prestasi pada tahun depan. Di antaranya dengan melakukan kerja sama dengan pakar perguruan tinggi, dan lainnya, untuk terjun bersama ke masyarakat sebagai upaya menurunkan stunting di daerah.
“Persentasenya (angka stunting) terus menurun. Tadinya, kita angka stunting-nya cukup tinggi sekitar angka 25 persen. Kita turun terus,” pungkasnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait