Jateng “Pilot Project” Peningkatan Kompetensi Calon Pekerja Migran

  • 03 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Kementerian Ketenagakerjaan RI dan Tahir Foundation menggandeng Balai Latihan Kerja (BLK) Jawa Tengah dan BLK Jawa Timur untuk menjadi pilot project peningkatan kompetensi para calon pekerja migran Indonesia (PMI).

Perjanjian kerja sama antara Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Ditjen Binalattas) dan Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta & PKK) dengan Tahir Foundatoion dilakukan dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh Menaker M Hanif Dhakiri dan Chairman Tahir Foundation Dato Sri Prof DR Tahir MBA, di Kantor Kemenaker, Jakarta, Rabu (3/10). Penandatanganan tersebut juga disaksikan kepala daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang menjadi lokasi BLK pilot project peningkatan kompetensi calon PMI melalui melalui video conference.

Hadir dalam video conference yang digelar di Balai Latihan Kerja Dalam dan Luar Negeri (BLKDLN) Provinsi Jateng, Jalan Brotojoyo Semarang, Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen, didampingi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng Wika Bintang, beserta jajarannya. Sedangkan video conference Provinsi Jatim disaksikan Sekda Jatim Heru Cahyono didampingi sejumlah pejabat terkait.

Melalui video conference, Menteri Tenaga Kerja RI Hanif Dhakiri mengatakan, dalam kerja sama tersebut, Tahir Foundation akan memberikan bantuan pelatihan bagi 5.000 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) lengkap dengan peralatan di BLK Pemerintah. Mereka juga membiayai pelatihan berbasis kompetensi kepada calon PMI. Pada tahap awal, akan diberikan pelatihan bagi 80 calon PMI, terbagi dua menjadi 40 calon PMI dari Jateng dan 40 calon PMI dari Jatim.

“Tahap awal ini kita coba 80 calon PMI jika jumlah ini berhasil direkrut dan dilatih selama kurang lebih dua bulan, kemudian ditempatkan di sektor pekerjaan sesuai kompetensi. Jika tahap awal ini berhasil, maka akan terus kita genjot,” katanya.

Dengan peningkatan kompetensi PMI, diharapkan para calon PMI mendapatkan pekerjaan yang layak, sehingga meningkatkan penghasilan dan reputasi mereka. Apalagi sumbangan devisa TKI saat ini sekitar Rp120 triliun, atau berada pada posisi keenam terbanyak. Sumbangan devisa tersebut mampu membantu pergerakan ekonomi di Tanah Air.

“Saya ucapkan terimakasih kepada Tahir Foundation atas komitmennya membantu para calon PMI mendapat pelatihan, serta Pemprov Jateng dan Jatim yang sudah bahu-membahu mewujudkan mimpi kita, memiliki SDM berkualitas untuk bekerja di dalam maupun luar negeri,” ucap Hanif.

Menaker menambahkan, program itu harus disambut baik oleh pemerintah. Terlebih, ke depan orientasi pembangunan Indonesia adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM) mengingat sekitar 58 persen dari 133 juta angkatan kerja Indonesia berasal dari lulusan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

“Intinya kita harus maju dengan SDM berkualitas, tetapi modal dasarnya lulusan SD dan SMP dari total angkatan kerja sebanyak 133 juta. Kerja sama seperti ini sangat penting karena berkontribusi untuk meningkatkan kompetensi PMI,” terangnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen menjelaskan, Pemprov Jateng sudah menyiapkan pilot project pengiriman PMI berkompeten. Bahkan BLKDLN telah menyiapkan berbagai sarana guna mendukung peningkatan kompetensi. Seperti ruang asrama calon PMI, laboratorium bahasa, ruang kelas pelatihan, ruang latihan perawatan lansia, perawatan bayi, tata boga, dan sarana pelatihan lainnya.

“Sementara ini BLKDLN Jateng hanya mampu menampung 120 peserta. Dinasker Jateng akan terus mengembangkan tempat pelatihan dan sebagainya,” katanya usai video conference.

Pria yang akrab disapa Gus Yasin ini menjelaskan, sebanyak 40 peserta pelatihan calon pekerja migran Indonesia asal Jateng ini merupakan lulusan SMA/SMK dari berbagai daerah. Setelah melalui serangkaian seleksi yang sangat ketat, terutama menyangkut penguasaan bahasa asing dan keahlian, mereka yang lolos akan menjalani pelatihan selama dua bulan di BLKDLN.

Selanjutnya, para peserta akan dikirim ke luar negeri dan bekerja di berbagai sektor, antara lain perusahaan elektronik dan merawat orang lanjut usia. Jika dari 40 peserta pelatihan ini hasilnya baik dan pelaksanaan pelatihan berjalan dengan baik, ke depan peserta akan terus ditambah.

“Syarat utama menjadi peserta calon PMI BLKDLN adalah mau belajar, bertanggung jawab, menguasai bahasa asing, dan harus mempunyai skill. Jangan ke luar negeri tetapi tidak paham bahasa asing dan tidak memiliki skill,” terangnya.

Sementara itu, pendiri Tahir Foundation, Dato Sri Prof DR Tahir MBA menjelaskan, pilot project peningkatan kompetensi calon calon PMI yang diselenggarakan di BLKDLN Jawa Tengah dan Jatim berawal dari keprihatinannya melihat kondisi pekerja migran Indonesia di luar negeri.

Pendiri Mayapada Group itu tergugah membantu para calon PMI, setelah beberapa kali berkunjung ke Kedutaan Besar Indonesia di Timur Tengah dan bertemu dengan para PMI di penampungan Kedubes RI. Salah satunya seorang wanita warga Jawa Barat, yang bercerita telah bekerja selama sembilan tahun tidak dibayar. Menurutnya, kisah itu hanya sebagian kecil yang dilaporkan dan diketahui pemerintah.

“Saya tergugah untuk membantu. Terima kasih kepada Menaker, saya diberi kesempatan untuk bisa berpartisipasi membantu kesulitan para saudara kita yang akan bekerja di luar negeri,” ucapnya.

Tahir berharap, bantuan pelatihan tidak hanya di BLK Jateng dan Jatim, melainkan juga untuk daerah-daerah lain di penjuru nusantara. Sehingga kehidupan masyarakat, terutama para pekerja migran menjadi lebih baik, bekerja di luar negeri dengan leluasa dan memiliki kehormatan.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

 

Berita Terkait