Jangan Terulang Lagi

  • 22 Mar
  • Prov Jateng
  • No Comments

Batang – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Patmi (48), warga Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, yang mengikuti aksi penolakan pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang dengan mengecor kedua kaki.

 

“Saya sampaikan belasungkawa, mudah-mudahan husnul khotimah. Ini menjadi pelajaran buat kita semua. Sejak awal saya sampaikan, protesnya (sebaiknya) tanpa menyakiti diri sendiri,” katanya di sela kunjungan kerja di Desa Kluwih, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Selasa (21/3) malam.

 

Menurut Ganjar, meninggalnya salah satu aktivis penolak pabrik semen itu diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak. Ketika melakukan aksi demonstrasi kondisi kesehatan tubuh harus sehat. Sebab, jika dalam kondisi tidak fit, justru akan membahayakan nyawa, apalagi dengan memasung kedua kaki menggunakan semen.

 

“Saya dengar ceritanya ada penyakit bawaan yang agak lama, tapi kalau kemudian itu bisa didampingi dokter mungkin bisa dicegah. Saya berharap ini tidak terulang lagi di masa mendatang,” katanya.

 

Aksi demo penolakan pendirian pabrik semen di Rembang yang dilakukan pihak tertentu, kata dia, merupakan bagian dari kebebasan berekspresi dan hak untuk menyampaikan pendapat. Tapi di sisi lain jangan membahayakan nyawa dan akan lebih baik jika mengupayakan berdialog dengan pihak-pihak yang bersangkutan.

 

Sementara itu, merujuk kronologi yang disusun Koalisi untuk Kendeng Lestari, almarhumah Patmi tercatat ikut menyemen kaki di depan istana sejak 16 Maret 2017.  Pihak Rumah Sakit St Carolus, Salemba, Jakarta menyatakan, Patmi meninggal dunia sekitar pukul 02.55 WIB karena serangan jantung dalam perjalanan menuju ke rumah sakit tersebut.

 

Semula, Patmi akan kembali ke Kendeng, Selasa pagi (21/3) bersama sebagian besar peserta aksi. Pasung semen yang terpasang di kakinya juga telah dibongkar, Senin malam (20/3).

 

Usai aksi di depan istana, tim dokter yang disediakan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia sudah melakukan pemeriksaan kesehatan rutin kepada seluruh peserta aksi. Dalam pemeriksaan itu, Patmi dinyatakan sehat. Namun sekitar pukul 02.30 WIB, Selasa (21/3), Patmi mengeluh badannya tak nyaman dan sempat muntah. Kemudian seorang anggota tim dokter membawanya dari Kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, ke RS St. Carolus, Salemba.

 

Selasa pagi (21/3), jenazah Patmi langsung dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya di Desa Larangan, Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait