Jangan Takut Berikan Contoh

  • 30 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Menjadi pemimpin teladan dan dicintai rakyatnya bukan perkara mudah. Kepemimpinan Rasulullah menjadi acuan, meski peran pemimpin yang diemban begitu kompleks, namun sang nabi tetap memberikan contoh yang baik bagi umatnya.

“Rasulullah memberikan contoh kita bersama bagaimana menjadi pemimpin. Bukan hanya memimpin negara, tetapi memimpin keluarga dan menjadi pemuka agama. Ketika umat tidak taat, maka pemimpin harus memberi teladan,” terang Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen saat memberikan pidato kunci pada Dialog Nasional “Kebangkitan Generasi Islam Memimpin Bangsa” di Fakultas Hukum Unnes, Jumat (30/11).

Gus Yasin, sapaan akrabnya, menjelaskan, Nabi Muhammad SAW sosok pemimpin yang mengayomi. Beliau berupaya mengayomi penduduk Madinah yang tidak semuanya beragama Islam. Rasulullah kemudian menyusun Piagam Madinah, sebuah konstitusi tertulis yang mengatur kehidupan umat Islam berdampingan dengan umat beragama lainnya.

“Negara-negara yang dikuasai oleh beliau tidak semuanya muslim. Bahkan di Madinah ada ada agama Yahudi, Nasrani, dan sebagainya. Sehingga perlu diatur bagaimana kita menghormati agama-agama yang ada di sana. Agama lain perlu diayomi dan Rasulullah mengajarkan bagaimana bertoleransi dengan umat agama lain,” jelasnya.

Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu menambahkan, Rasulullah adalah sosok pemimpin yang bersedia mendengarkan aspirasi umatnya. Beliau juga tidak segan meminta pendapat para sahabat ketika menghadapi persoalan. Dalam lingkup keluarga pun, Rasulullah meminta pendapat istrinya.

Gus Yasin berharap sikap-sikap positif Rasulullah sebagai pemimpin dapat diteladani generasi muda, khususnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Ditegaskan, sebagai generasi muda muslim, mereka harus belajar untuk menjadi pemimpin dan memberikan teladan bagi masyarakat di sekelilingnya. Aktif berorganisasi menjadi salah satu cara mereka untuk mempelajari strategi kepemimpinan.

“Sebagai pelajar muslim kita harus berani memimpin. Jangan takut memberikan contoh kepada masyarakat. Maka IPNU dan IPPNU diharapkan juga dapat memberikan teladan kepada masyarakat,” tegasnya.

Mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu berpesan, ketika seseorang memperoleh amanah menjadi pemimpin, janganlah bersikap tinggi hati. Sebab, jabatan yang disandang saat itu hanya titipan dari Allah SWT dan harus dipertanggungjawabkan sebaik mungkin.

“Kita tidak boleh sombong. Jabatan itu hanya titipan, maka jangan katakan saya yang paling pintar atau super power karena yang dilihat Allah SWT adalah ketakwaan hambaNya,” pungkasnya.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait