Jangan Sampai Nyolong Sendok Demi Narkoba

  • 04 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Bahaya narkoba tidak hanya menyasar orang-orang berduit dari berbagai latar belakang profesi. Tidak sedikit masyarakat dari ekonomi miskin juga menjadi konsumen narkoba. Bahkan berbagai cara dihalalkan untuk mendapatkan barang berbahaya itu.

“Efek bahaya narkoba itu beragam, kalau orang kecanduan mentalnya bisa jadi nyolongan. Kalau pecandu tidak punya uang maka piring, sendok, garpu di rumah dicolong lalu dijual untuk membeki narkoba,” ujar Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberi sambutan pada Sarasehan Habib, Ulama, dan Santri se-eks Keresidenan Semarang, di Ponpes Al Huda Petak, Desa Sidoharjo, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Rabu (3/5).

Pada kegiatan bertema “Ponpes Pelopor Antinarkoba, Radikalisme, dan Terorisme” tersebut, gubernur mengajak semua pihak termasuk ulama dan santri ikut menggencarkan pemberantasan narkoba. Apalagi bahaya narkoba telah merusak mental, fisik, dan masa depan generasi bangsa. Kondisi tersebut harus dicegah sebelum obat-obatan terlarang itu menghancurkan bangsa.

“Jangan sampai negara hancur didodhos narkoba. Semua harus menancapkan komitrnen memerangi narkoba. Orang meninggal akibat narkoba semakin bertambah, tahun lalu 50 orang per hari, sekarang menjadi 57 orang per hari. Ini mengerikan,” bebernya.

Selain narkoba, bahaya radikalisme dan terorisme juga menjadi pekerjaan rumah yang berat  dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Beragam cara dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyusupkan teroris di berbagai lini kehidupan.

Radikalisme lebih mengerikan, aksi kekerasan fisik penganiayaan terhadap sesama, serta doktrin-doktrin menyesatkan mudah merebak melalui berbagai media. Terkait kondisi seperti itu, peran para ulama dan kiai diharapkan bisa menjelaskan dengan baik bagaimana nalar kegamaan bisa menjelaskan secara rasional.

“Mereka yang mempunyai literasi bagus mesti menjelaskan ini benar dan mana yang salah,” imbuh Ganjar.

Nilai-nilai pendidikan, lanjut dia, juga perlu didorong dan lebih keras atau tegas lagi.Sebab tidak sedikit paham radikal dan terorisme menyusup melalui berbagai lembaga pendidikan dengan sasaran pelajar maupun santri. Aksi kekerasan yang dianggap sebagai sikap membela agama dengan mudah diakses melalui media elektronik yang kian hari semakin canggih.

“Seperti yang diucapkan Gus Mus (Mustofa Bisri), ‘sing waras ngalah ora zaman, nek sing waras ngalah terus meneng wae, sing edan ngomong terus dan akih sing ngamini, dadine bener’. Kalau sudah begitu siapa yang tanggung jawab,” kata gubernur menirukan ucapan Gus Mus.

Selain pengarahan Gubernur Ganjar Pranowo, pada sarasehan yang dihadiri Bupati Semarang Dr H Mundjirin ES SpOg dan ratusan santri itu, juga digelar dialog tentang pemberantasan narkoba dengan nara sumber Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jateng serta perwakilan dari Polres Kabupaten Semarang.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur juga menyerahkan bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah, di antaranya Rp 75 juta kepada pengurus Ponpes Al Huda Petak, Rp 40 juta dan Rp 50 juta masing-masing untuk pengadaan air bersih dan betonisasi di beberapa daerah di Kota Semarang.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait