Jangan Sampai “Kuper” Investasi

  • 31 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

Purbalingga – Para bupati dan wali kota di Jawa Tengah harus bisa memromosikan daerahnya, mengenalkan beragam potensi yang ada, dan mendorong supaya ramah investasi. Sehingga para investor dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk menanamkan modalnya di berbagai bidang usaha.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko MSi saat memberi sambutan pada acara peletakan batu pertama ground breaking pembangunan Braling Grand Hotel di Jalan Letjen S Parman Purbalingga, Selasa (31/7). Hadir dalam kegiatan tersebut Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, mantan Bupati Purbalingga Sukento Ridho, Forkopimda dan pejabat di lingkungan Pemkab Purbalingga, direksi PT Sinergi Braling Propertindo, serta instansi terkait lain.

“Purbalingga adalah daerah yang ramah investasi, jangan sampai kabupaten atau kota di Jateng ‘kuper’ sehingga berfikir bahwa dunia usaha itu tidak penting. Kami terus mendorong para kepala daerah ramah investasi,” ujar Heru.

Daerah ramah investasi, lanjut dia, meliputi keamanan, menyediakan berbagai fasilitas, infrastruktur, serta sumber energi yang mencukupi. Potensi daerah yang bisa dikembangkan salah satunya sektor pariwisata. Misalnya, potensi alam pedesaan dikembangkan melalui berbagai pendekatan dan cara cerdas atau sesuai yang diminati masyarakat.

Menurut dia, apabila dunia usaha termasuk pariwisata dan industri di suatu daerah berkembang, maka akan berdampak pada terbukanya lapangan kerja dan berkurangnya pengangguran. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah tidak mungkin mampu bekerja sendirian namun juga butuh peran serta para pengusaha.

“Pemerintah yang baik adalah mampu merangkul berbagai elemen masyarakat, saling bergotong royong. Purbalingga telah menunjukkan gotong royong tersebut, sehingga banyak investor dari luar daerah bahkan luar negeri yang menanamkan modalnya di Purbalingga,” bebernya.

Mantan Bupati Purbalingga itu meminta para bupati dan wali kota, termasuk birokrasi yang membidangi perizinan untuk melayani masyarakat dengan mudah, murah, dan cepat. Terlebih perizinan merupakan kunci investasi sehingga pelayanan harus prima agar investor tertarik berinvestasi.

Pemerintah harus berfikir bagaimana rakyatnya bisa bekerja, jika ada yang sakit bisa berobat, dan semua dapat mengenyam pendidikan. Sebab kemajuan suatu daerah juga dipengaruhi oleh sumber daya manusia, sehingga jika pendidikan dan kesehatan masyarakat masih rendah maka tidak akan terlibas oleh yang lain, apalagi saat ini persaingan dunia usaha sangat ketat

Sementara itu, Dirut Sinergi Braling Propertindo, Chavidz Ma’ruf menyebutkan, Braling Grand Hotel dibangun di atas lahan seluas 6.095 meter persegi dengan jumlah kamar 140 unit dan dilengkapi berbagai fasilitas antara lain empat ruang rapat, bima hall room berkapasitas 800-1.000 pax, restoran, kolam renang dewasa dan anak, arena bermain anak, kafe, anjungan tunai mandiri (ATM), serta area parkir.

Hotel tujuh lantai yang berlokasi di jalur utama Purbalingga tersebut mengusung konsep kekayaan lokal dan nilai arsitektur berpadu dengan keindahan alam. Sebagai contoh pada tiang penyangga bagian depan dan tembok ruang resepsionis sengaja bermotif batik khas Purbalingga.

“Hotel ini akan menjadi kebanggaan masyarakat Purbalingga. Para wisatawan yang berkunjung ke Purbalingga akan membutuhkan akomodasi dan kini sudah ada hotel lengkap dengan convention center dan fasilitas lainnya,” terangnya.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait