Jangan Mau Diadu

  • 10 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Jateng Beristighosah untuk Keselamatan dan Kedamaian Bangsa dan Negara di Grhadhika Bhakti Praja, yang berlangsung Kamis (10/1) malam, dihadiri ratusan jamaah dan santri pondok pesantren yang ada di Kota Semarang. Di antaranya Pondok Pesantren Raudhotul Quran Kauman dan Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah Ngaliyan.
Diawali dengan shalat Isya berjamaah, ratusan santri dan para jamaah mengikuti istighosah yang dipimpin oleh pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah Mangkang, KH Ahmad Hadlor Ihsan.
Istighotsah yang dibaca Kiai Hadlor Ihsan dan para jamaah adalah Al-Istighosah bi Hadrati Rabb al-Bariyyah karangan Syaikh Kholil Bangkalan dan Al Allamah KH Muhammad Romly Tamim, seorang Mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, dari Pondok Pesantren Rejoso, Peterongan, Jombang.
Selain Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen, hadir pula Ketua MUI Jateng KH Ahmad Daroji, Sekretaris MUI Jateng KH Muhyidin, Pengasuh Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najah KH Ahmad Izzudin, Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jateng Ahyani, Ketua PCNU Kota Semarang H Anashom. Hadir pula pengasuh Pondok Pesantren Raudhotul Quran Kauman KH Azim Wasiq dan KH Khammad Maksum, serta pengasuh Pondok Pesantren Annasimiyyah KH Hanief Ismail Lc.
Saat membuka acara, Ketua MUI Jateng Ahmad Daroji, mengingatkan jamaah untuk berdoa, berzikir meminta kepada Allah agar terhindar dari musibah. Selain juga memohon agar Pemilu pada April 2019 nanti, berjalan aman, damai, tentram dan ayem.
Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen menyampaikan, istighosah diharapkan menjadi doa kepada Allah agar Jawa Tengah dijauhkan dari musibah. Termasuk, agar masyarakat tidak mau diadu yang ujungnya saling bermusuhan saat menjelang Pemilu pada April 2019 nanti.
“Mari kita bersama-sama mewujudkan harmonisasi. Di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ini, saya dan Mas Ganjar, Pak Gubernur, saling mengisi, saling memperingatkan karena manusia itu tidak sempurna. Seperti suami istri, gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, saling mengisi, saling melengkapi membangun daerah,” tuturnya.
Dalam tausiahnya, pengasuh Ma’ had Walisongo UIN Walisongo Semarang, Dr KH Fadlolan Musyaffa menyampaikan jika musibah itu sudah menjadi ketetapan Allah. Sehingga oleh Allah, umat diminta untuk bersabar dan bersyukur karena Allah akan mengangkat derajatnya.
“Dibalik musibah itu ada kenikmatan. Kiai-kiai saya minta tidak ikut membuat suasana keruh, menambah sedih. Misalnya, mengaitkan musibah dengan politik yang ujung-ujungnya berkampanye,” tandasnya.
Penulis : Sy, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng
Foto : Humas Jateng

Berita Terkait