Jangan Lupa Senyum dan Nyanyi

  • 31 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Karanganyar – Meski sudah lanjut usia (lansia) anggota Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) masih terus memberikan kontribusinya bagi pembangunan bangsa dan negara. Semangat berkarya untuk pembangunan hingga akhir hayat ini perlu menjadi teladan dan motivasi bagi para generasi muda yang mempunyai tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan bangsa dalam menggapai cita-cita yang tertuang di dalam ideologi Pancasila.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat menghadiri Peringatan HUT ke-55 PWRI Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Pendapa Kabupaten Karanganyar, Rabu (30/8). Menurutnya, bertambahnya usia menjadi keunggulan tersendiri karena memiliki banyak pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bangsa saat ini.

“Semakin tambah usia pun bisa tetap memberikan peran banyak sekali. Dan ini cocok sekali dengan semangat penyelesaian permasalahan yang dihadapi sekarang seperti narkoba dan lain sebagainya termasuk kemiskinan,” kata mantan Bupati Purbalingga ini.

Heru yang juga Pembina PWRI Jawa Tengah menambahkan pengalaman yang dimiliki PWRI menjadi bagian dari kekuatan pembangunan bangsa dan negara. Sehingga sinergitas dengan pemerintah, TNI/Polri dan masyarakat perlu ditingkatkan agar dapat mengawal pengamalan Pancasila.

Kebersamaan dan saling menghormati antara generasi tua dan muda serta hubungan yang harmonis dari keduanya juga akan memunculkan modal sosial bagi masyarakat untuk menghidupkan budaya gotong royong yang sudah mulai memudar

“Jika kita ketemu dengan para orang tua secara sengaja atau tidak sebenarnya kita banyak belajar. Maka hormat dan menghormati sangat penting agar tercipta hubungan yang harmonis dan akan menjadi modal sosial bagi kita semua,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Mantan Bupati Purbalingga ini juga berpesan kepada para bupati/walikota di Jawa Tengah untuk bersama-sama PWRI, yang fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan melalui pos pemberdayaan keluarga (Posdaya), menghidupkan kembali organisasi-organisasi masyarakat yang pernah eksis di desa atau kelurahan untuk membantu pengentasan kemiskinan yang paling banyak ada di desa. Selain itu, untuk  mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), bupati dan walikota bersama PWRI juga harus menghidupkan kembali posyandu yang berperan untuk mengetahui indikator tumbuh kembang bayi.

“Banyak kader kita di desa itu yang dari mulai masih aktif sampai sudah pensiun sekarang masih aktif. Terus terang ini sesuatu yang sangat positif tetapi di banyak tempat memang agak menyusut,” tuturnya.

Sementara itu Ketua Umum PWRI Prof Dr Haryono Suyono meminta agar para anggota PWRI untuk menikmati masa pensiun dengan ceria dan tersenyum dalam menjalankan kegiatan sosial kemasyarakatan melalui Posdaya. Dengan begitu, mereka bisa tetap menjaga kesehatan disamping juga menjalankan ibadah untuk membantu sesama.

“Dalam menjalankan kegiatan sosial kemasyarakatan jangan lupa untuk tersenyum dan bertanyanyi. Kalau kita tersenyum usia kita tambah lima tahun, kalau menyanyi juga tambah lima tahun. Tapi kalau kita marah langsung dikurangi 10 tahun karena terkena stroke,” pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, PWRI Jawa Tengah juga menyerahkan  Piagam Penghargaan Tanda Kehormatan Wredatama Nugraha Utama kepada Bupati Karanganyar Yuliatmono. Selain itu juga diberikan beberapa bantuan berupa dua unit kursi roda dan dua unit tripod bagi anggota PWRI serta pemberian 10.000 bibit pohon kelor.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait