Jangan Hanya Diam dan Melihat

  • 16 Dec
  • ikp
  • No Comments

Ungaran – Bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi musuh besar yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Musuh tersebut adalah fitnah yang marak terjadi di media sosial.
“Banyak hal yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini. Saat ini yang sudah terjadi adalah fitnah yang marak bermunculan di media sosial,” ujar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memberikan orasi kebangsaan Merawat Kebhinekaan Untuk Keutuhan NKRI di Gelanggang Olahraga (GOR) Wujil, Kabupaten Semarang, Minggu (16/12).
Pada acara yang dihadiri oleh ratusan peserta baik dari sekolah, organisasi pemuda, organisasi masyarakat dan TNI/Polri, gubernur menyampaikan, meski kecil fitnah tidak bisa dianggap sepele. Di dunia internasional sudah terbukti, fitnah dapat menghancurkan negara.
“Negara Suriah hancur itu hanya dua penyebanya. Pertama karena maraknya fitnah antar anak bangsa, yang kedua adalah intervensi asing,” terangnya.
Fitnah, imbuh Ganjar, merupakan hal yang mudah memrovokasi, sehingga membuat orang mudah marah. Hasilnya, masyarakat antar suku, agama, ras, kelompok bisa saling bertengkar akibat fitnah yang keji.
“Lalu bagaimana kita mengatasi hal ini, kalau kata Gus Mus, Sing Waras Aja Ngalah. Orang-orang yang mengetahui informasi yang benar, jangan hanya diam dan melihat, namun harus meluruskan informasi yang keliru,” ucap mantan anggota DPR RI ini.
Menurutnya, apa yang disampaikan Gus Mus juga sudah dilakukan tokoh agama itu. Sebagai seorang ulama yang memiliki ilmu pengetahuan luas, Gus Mus selalu aktif menggunakan media sosial untuk memberikan pengetahuan dan meluruskan informasi fitnah yang menyebar.
“Saya mengajak semua hadirin untuk ikut meneladani pepatah, Sing Waras Aja Ngalah. Jadi ayo kita bersama melawan fitnah, hoaks dan semua bentuk yang dapat merongrong persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkas alumnus UGM ini.
Seperti biasanya, Ganjar Pranowo selalu mengajak berdiskusi para peserta untuk berdialog. Salah satu siswa yang berani berdialog dengan Ganjar adalah Sapita Khairunnisa, siswa SMPN 1 Bawen.
Kepada Sapita, Ganjar mengeluarkan pertanyaan tentang apa saja yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
“Banyak pak, salah satunya tidak adanya rasa saling hormat menghormati baik antar suku, agama, ras dan menganggap mereka yang paling benar,” kata dia.
Sapita juga menyinggung tentang maraknya informasi hoaks di media sosial. Ia juga mengatakan, praktik politik di Indonesia menimbulkan rawan perpecahan.
“Di desa saya, pemilihan kepala desa saja bikin geger, ada yang menghasut, memfitnah dan melakukan kampanye hitam,” ucapnya polos.
Penulis : Bw, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng
Foto : Humas Jateng

Berita Terkait