Jangan Gampang Marah Saat Dihina

  • 24 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Masyarakat khususnya umat Islam diminta tidak mudah marah dengan maraknya hinaan dari kaum yang ingin menghancurkan agama Islam. Justru, hinaan itu harus dihadapi dengan senyum dan dibalas dengan doa untuk kebaikan mereka.

“Salah satu suri teladan Nabi Muhammad SAW adalah beliau tidak pernah marah saat mendapat perlakuan buruk ketika berdakwah. Teladan ini begitu penting, karena umat Islam kini mulai lupa dengan teladan ini,” ungkap Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menghadiri acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Darussalam, Kelurahan Pudak Payung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Sabtu (24/11) malam.

Pria yang akrab disapa Gus Yasin ini menambahkan, seringkali umat Islam mudah marah saat agamanya dihina. Bahkan tak jarang, luapan amarah itu muncul begitu hebat. Masyarakat saling mengumpat, memunculkan kata-kata buruk hingga melaknat pihak yang menghina Islam.

“Padahal Nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukan itu, tapi mengapa sekarang umat mudah sekali marah jika Islam dihina sedikit saja,” terang putra ulama kharismatik asal Rembang, KH Maimoen Zubair itu.

Gus Yasin membeberkan sedikit kisah saat Nabi Muhammad SAW berdakwah di daerah Thaif. Saat itu, beliau mendapat penolakan dari warga Thaif.
Nabi Muhammad SAW juga mendapat perlakuan buruk. Beliau diusir oleh warga, diejek, dilempari batu hingga kaki Nabi terluka.

“Mendapat perlakuan itu apakah Nabi Muhammad marah? Tidak. Justru beliau menangis karena merasa gagal menjalankan dakwahnya,” katanya.

Kesabaran Nabi terhadap masyarakat Thaif lanjut Taj Yasin juga begitu terlihat saat datang Malaikat Jibril yang meminta izin kepada Nabi untuk membalikkan gunung dan menghancurkan bangsa Thaif.

“Tapi apa yang dilakukan Nabi, beliau justru melarang Malaikat Jibril melakukan hal itu dan berdoa agar kelak anak keturunan bangsa Thaif ada yang beriman kepada Allah. Dan luar biasa, bangsa Thaif akhirnya semuanya masuk Islam dan menjadi muslim yang paling taat,” ujarnya.

Kisah tersebut lanjut Gus Yasin menjadi bukti Nabi Muhammad SAW tidak pernah marah saat mendapat perlakuan buruk. Teladan tersebut harus dipedomani oleh umat Islam saat ini.

“Kalau ada yang menghina agama kita, jangan marah-marah bahkan sampai berlebihan. Cukup didoakan saja supaya mendapat petunjuk,” pungkasnya.

Sementara itu, Ustad HM Anwar Salafudin dalam tausiahnya menerangkan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan bukti bahwa umat Islam mencintai Nabi. Dengan peringatan hari lahir Nabi, banyak sekali kisah serta nilai-nilai kehidupan Nabi yang dapat diteladani.

“Ada banyak nilai kehidupan Nabi Muhammad SAW yang harus kita teladani baik dari sifat, perilaku, ajarannya, semua harus kita teladani. Karena Nabi Muhammad SAW adalah panutan kita,” ucapnya.

Penulis : Bw, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait