Jangan Diperdaya Teknologi

  • 30 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Grobogan – Di zaman serba digital ini teknologi tidak bisa dilepas dari kehidupan sehari-hari kita. Bahkan teknologi memunculkan budaya baru yang harus disikapi secara bijaksana. Jangan sampai masyarakat justru diperdaya oleh teknologi.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat mengajar di SMA Negeri 1 Gubug, Kabupaten Grobogan, Rabu (29/11). Ganjar pun meminta salah satu siswa untuk maju ke depan. Kepada Maria yang saat itu maju, Ganjar bertanya apa yang pertama kali dicari saat bangun tidur.

“HP pak. Pertama buka whatsapp lihat pesan dari teman atau gebetan,” kata Maria.

Maria mengakui tak bisa lepas dari gawai, bahkan saat pergi ke sekolah. Dia menggunakan gawai untuk saling kirim pesan dengan teman melalui aplikasi whatsapp, berswafoto kemudian mengunggah melalui instagram.

Ganjar kemudian bertanya kepada Maria apakah pernah menggunakan telepon genggam untuk mencari pengetahuan. Maria pun menjawab terakhir kali dia mencari peta melalui aplikasi di gawai.

Ganjar lantas menguji Maria dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana, seperti tempat Gunung Semeru berada dan lokasi Washington.

“Semeru di Jawa Tengah. Washington di luar negeri,” jawab Maria.

Mendengar jawaban Maria banyak temannya pun tertawa karena jawaban yang diutarakannya salah. Ganjar kemudian meminta Maria untuk mencari jawaban yang benar di HP.

Ganjar menyampaikan Maria merupakan contoh siswa yang selalu memegang HP tapi jarang menggunannya untuk mencari informasi. Sehingga menjawab pertanyaan yang mudah tidak bisa, padahal semua informasi bisa diketahui melalui genggamannya.

“Teknologi bisa memperdaya kita. Maka kita harus menggunakan dengan bijaksana agar teknologi tidak menjerumuskan kita,” katanya.

Siswa lainnya, Lutfi, menceritakan pengalamannya menggunakan telepon genggam untuk mengetahui informasi yang belum pernah ia ketahui. Saat mengikuti kegiatan Raimuna di Cibubur pada Agustus lalu, dia pernah mendapat tugas memasak dengan bahan bandeng. Karena tidak pernah memasak dia lantas mencari resep di google.

“Saya tidak bisa masak, terus saya dan teman saya browsing resep masakan bandeng lewat HP,” katanya.

Cerita dari Lutfi ini menunjukan telah secara bijaksana menggunakan HP untuk mengetahui informasi dan ilmu pengetahuan yang belum pernah didapatkan. Sehingga dia menjadi tahu.

“Pengalaman lutfi menarik. Akhirnya lutfi bisa belajar dari guru yang bukan orang tapi teknologi,” puji Ganjar.

Menurut gubernur, memperdalam ilmu pengetahuan tidak hanya bisa dilakukan di sekolah. Ilmu pengetahuan bisa dapat dimana saja dan kapan saja.

“Teknologi bisa digunakan untuk tahu. Sekolah pun juga untuk itu (tahu),” ujarnya.

Keberadaan telepon genggam, imbuh Ganjar, secara tidak sadar sudah mengubah kebiasaan masyarakat. Sehingga jika digunakan dengan bijak atau hal-hal positif dapat membantu mempermudah pekerjaan dan melakukan hal-hal yang positif. Sebaliknya jika digunakan secara negatif akan menimbulkan banyak masalah, seperti hoax dan ujaran kebencian.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait