Jangan Abaikan Jika Mata Anak Sering Kedip-kedip

  • 06 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Awas, jika anak anda terlalu sering berkedip-kedip atau mengucek mata. Bisa jadi itu tanda awal gangguan penglihatan.

 

Tema seputar kesehatan mata anak, dibahas gamblang oleh istri Gubernur Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo, pada perbincangan lewat Live Instagram, Senin (6/7/2020). Kali ini Atikoh (@atikoh.s) berkolaborasi dengan dokter spesialis mata Rumah Sakit Columbia dr Arnila Novitasari Saubiq (@RSColumbiaAsia).

 

Dokter yang juga pengajar di Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Undip itu mengungkapkan, saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, di mana anak lebih sering menggunakan gawai dalam keseharian, termasuk dalam pembelajaran, membuat banyak keluhan tentang mata anak yang mulai bermasalah. Kadang, cirinya hanya sepele.

 

“Banyak sekali pasien datang, yang berkonsultasi tentang kesehatan mata anak mereka, yang sering kedip-kedip dan mengucek mata karena sering berada di depan komputer atau gadget. Kalau dulu kan mainnya (gawai) pas weekend, tapi kini hampir setiap hari,” ujar Arnila.

 

Ia menjelaskan, tanda sering berkedip-kedip atau mengucek mata mengindikasikan kelelahan mata. Penyebabnya, mata terlalu lama berkonsentrasi pada layar gawai atau komputer. Selain itu, jarak antara handphone dan mata seringkali terlalu dekat.

 

Akibatnya, tambah Arnila, otot mata terus-menerus berkontraksi dan tidak berelaksasi. Jika demikian bisa menimbulkan computer vision syndrome, sehingga peluang terjadinya minus pada mata lebih besar.

 

“Tipsnya, jangan dekat-dekat bila bermain handphone. Setidaknya 50-60 sentimeter atau dua jengkal tangan. Terapkan rumus 20-20-20, bila bermain gadget 20 menit, istirahat 20 detik, dan gunakan mata untuk melihat objek jauh sekitar 20 kaki atau lima sampai enam meter,” jelas Arnila.

 

Selain itu, gangguan pada mata anak seringkali ditimbulkan oleh kebiasaan buruk. Seperti bermain gawai sambil tiduran, dan melihat gawai dalam keadaan lampu ruangan padam.

 

Oleh karenanya, Arnila menyarankan agar orang tua dapat mengontrol aktivitas bermain atau belajar menggunakan gawai pada anak. Caranya dengan ikut memberikan contoh dan menggunakan alat tersebut sesuai porsi.

 

“Porsi bermain (gawai) untuk anak di bawah lima tahun adalah satu jam. Sedangkan kalau di atas umur lima tahun maksimal dua jam. Caranya kita sebagai orang tua membuat kesepakatan dan memberi contoh. Kalau tidak untuk sesuatu yang penting, kita tidak usah bermain gawai terlalu lama,” ungkapnya.

 

Lalu, apakah hal itu juga berlaku jika membaca buku atau koran? Arnila menyebut, perbedaan mendasar pada gawai dan buku terdapat pada medianya. Ia menyebut, gawai memancarkan sinar biru dan terdiri dari titik-titik pixel yang berpeluang melelahkan mata.

 

“Sementara kalau buku kan hardcopy, tidak masalah. Hanya saja bacanya tetap tidak boleh sambil tiduran, dan cahayanya cukup,” tuturnya.

 

Arnila menyebut, untuk menjaga kesehatan mata anak, orang tua harus rajin memberikan menu makanan sehat. Seperti sayuran wortel, tomat, buah naga, brokoli, kiwi, dan lainnya yang tinggi vitamin A. Untuk penghidangannya, ia memberi saran agar dibikin kreatif dan mengundang selera, sehingga anak tak cepat bosan.

 

Terkait virus Covid-19, Arnila menyebut, virus Corona itu bisa menular melalui mata. Itu lantaran, sifat virus yang droplet, yang dapat terbawa cipratan liur. Sehingga, ada kasus di mana pengidap Covid-19 memperlihatkan tanda mata merah, mengeluarkan kotoran mata.

 

“Namun tidak semua ada tanda seperti itu adalah pasti Covid-19. Harus ditegakkan diagnosanya. Akan tetapi itu adalah kewaspadaan pada kita (dokter) untuk memakai alat pelindung diri lengkap,” paparnya.

 

Mendengar penjelasan itu, Atikoh Ganjar Pranowo meminta warga Jateng lebih perhatian pada kesehatan mata anak.

 

“Kebiasaan yang selama ini kita anggap biasa, seperti main handphone sambil rebahan tidak baik, juga melihat televisi sampai tertidur. Oleh karenanya orang tua sebaiknya lebih peduli dengan kesehatan mata anak,” pungkas Atikoh. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait