Jadikan Wayang “Piwulang” Keseharian

  • 24 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Pertunjukan seni budaya, khususnya wayang kulit perlu terus digiatkan. Tidak hanya untuk melestarikan kebudayaan asli Indonesia, wayang kulit juga merupakan seni budaya yang sarat akan nilai-luhur bangsa Indonesia. Sehingga tidak salah jika UNESCO mengakui wayang sebagai karya agung budaya dunia.

Karenanya, pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-61 BCA ini mendapat apresiasi Sekda Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP, saat membuka pagelaran wayang kulit tersebut di halaman parkir kantor BCA, Jalan Pemuda Semarang, Jumat (23/2) malam. Menurut Sekda, nguri-uri seni budaya lokal asli Indonesia, khususnya budaya Jawa harus dilakukan seluruh kalangan masyarakat, tak terkecuali dari unsur swasta.

Terlebih, pagelaran wayang kulit kali ini mengambil lakon “Saptaarga Binangun” yang dibawakan dalang kondang Ki Manteb Sudharsono. Lakon tersebut sangat relevan diangkat di era globalisasi ini di mana kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya berdampak positif namun juga negatif. Sehingga perlu diwaspadai bersama.

“Teknologi informasi itu bagai pisau bermata dua. Selain memberikan dampak positif, tidak sedikit pula dampak negatifnya. Salah satunya, berita provokatif, ujaran kebencian yang dapat memecah persatuan dan kesatuan,” katanya.

Sekda menambahkan kondisi masyarakat saat ini sedang mengalami krisis  jati diri, yang mengakibatkan mereka tidak mampu mengenali dan membawa diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pola pikir dan perilaku masyarakat yang kadang bertentangan dengan jati diri dan budaya Indonesia, seperti pergaulan bebas, kenakalan remaja, narkoba, hedonisme dan sekulerisme. Untuk itu masyarakat diminta tak meninggalkan sosial budaya dengan kearifan lokal yang banyak terkandung dalam wayang kulit.

“Pagelaran wayang kulit ini jangan hanya dijadikan tontonan. Namun harus jadi tuntunan dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur yang dapat kita petik sebagai pembelajaran,” ujarnya.

Mantan Kepala Dinas Kehutanan Jateng itu berharap dengan menyimak dan mencermati alur cerita maupun tindak-tanduk tokoh wayang dalam cerita tersebut, bisa menjadi pitutur dan piwulang dalam keseharian masyarakat.

Kepala Kantor Wilayah II BCA Semarang Gunawan Budi Santoso mengatakan pagelaran wayang kulit tersebut merupakan bukti komitmen BCA dalam melestarikan wayang sebagai kebudayaan Indonesia yang sarat nilai moral. Dipilihnya lakon “Saptaarga Binangun” agar masyarakat kepada sifat manusia yang memiliki welas asih, akhlak mulia, dan persaudaraan antar sesama manusia.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait