Jadikan Negeri Pasar Bagi Produk Lokal

  • 04 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Indonesia harus menjadi pasar bagi berbagai komoditas lokalnya. Kalimat itu tidak akan menjadi asa belaka apabila masyarakat bangga mengonsumsi produk-produk dalam negeri ketimbang produk-produk asing.

“Tentu kita tidak akan ikhlas apabila negara ini menjadi pasar semata untuk produk-produk asing. Mari kita lebih mencintai produk dalam negeri,” imbau Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita saat menghadiri Puncak Hari Konsumen Nasional 2017 (Harkonas) yang dihelat di Halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (3/5).

Ditambahkan, untuk meningkatkan kualitas produksi  usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Kementerian Perdagangan terus berupaya memberikan perhatian dan dukungan. Termasuk, menggenjot ekspor produk UMKM.

Menurut Menteri Perdagangan, layanan purna jual merupakan salah satu kelebihan yang diperoleh konsumen apabila mereka membeli dan mengonsumsi produk dalam negeri. Apabila terjadi keluhan, konsumen lebih mudah menghubungi pusat pelayanan atau service center terdekat. Karenanya, pihaknya berpesan produsen memperhatikan betul layanan purna jual mereka agar konsumen dalam negeri loyal.

“Salah satu kelebihan kita membeli produk dalam negeri adalah kita mudah menghubungi (pusat layanan). Kalau produk luar negeri hanya ada agen sehingga kita sulit mengadu. Untuk itu, bagi para produsen after sales service atau layanan purna jual akan menentukan penjualan berikutnya. Jadi perhatikan itu dan jaga kepercayaan konsumen,” pesannya.

Disinggung mengenai ketersediaan dan harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang ramadhan, Menteri Perdagangan mengimbau agar jangan ada pihak yang berani menjadi spekulan dan menimbun bahan-bahan pokok. Pihaknya akan menindak tegas apabila terbukti terjadi praktik spekulan.

“Mereka yang mau mencoba-coba berspekulasi, menanam stok, maka saya bisa pastikan para spekulan itu akan rugi karena kami akan cabut izinnya. Gudangnya akan kita tutup, kita segel,” tegasnya.

Senada dengan menteri, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyatakan, aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah turut mendongkrak pemasaran dan penjualan produk lokal, khususnya industri batik.  Pasalnya, selama empat hari kerja ASN mengenakan lurik dan batik.

“ASN turut menstimulus industri batik di Jawa Tengah sehingga bisa tumbuh terus menerus. Kita itu pakai seragam keki di lingkungan provinsi hanya hari Senin. Selasa kita pakai lurik. Hari Rabu sampai Jumat kita pakai batik. Ini yang membuat industri batik menggeliat. Kota Semarang punya motif batik sendiri. Kabupaten Banyumas punya motif batik sendiri. Ini sekaligus mengangkat komoditas-komoditas lokal mereka,” terangnya.

Usai meresmikan Puncak Harkonas, keduanya meninjau stan produk lokal. Beberapa stan menjual tiga bahan pokok, yaitu gula pasir, minyak goreng, dan daging. Gula pasir dipatok harga eceran tertinggi (HET) Rp 12.500 per kilogram dan minyak goreng kemasan Rp 11.000 per liter. Sementara itu, daging beku dan daging segar yang dibanderol dengan HET Rp 80.000 per kilogram.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait