Jadi Petruk, Ganjar Wara-wara Jogo Tonggo

  • 01 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

SURAKARTA – Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-88, berlangsung di Auditorium Sarsito Mangunkusumo RRI Surakarta, Kamis (1/4/2021). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir, dan ikut berperan menjadi tokoh Petruk dalam event itu.

 

Ganjar memakai beskap lurik Klaten dan sarung batik Solo, lengkap kuncung menjulang. Tak lupa masker tetap terpasang. Meski demikian, ia tetap luwes berakting dan melontarkan lelucon berselubung imbauan protokol kesehatan.

 

Di panggung, Ganjar beradu peran dengan Menteri Kominfo Johny G Plate sebagai Semar, Deny Cagur sebagai Gareng, Azis Gagap sebagai Bagong, dan Parto Partrio sebagai pengarah lakon alias dalang. Selain itu, nampak hadir Ketua KPI Agung Suprio sebagai Arjuna, Desy ekspersonel JKT 48 sebagai Srikandi, serta Mahalini sebagai Kunthi.

 

Diceritakan, Padukuhan Karang Kadempel diterjang pagebluk. Gareng sebagai Dukuh Karang Kadempel, kemudian meminta tolong Bagong, Semar, Petruk dan Arjuna menyirnakan wabah.

 

Panggung heboh, saat dalang Parto Patrio menyuruh Semar Johny G Plate yang kelahiran Nusa Tenggara Timur berbahasa Jawa. Tak sampai di situ, Parto pun sempat menyuruh Semar makan belimbing wuluh. Tak disangka, si Semar justru menyukai buah masam itu.

 

Petruk Ganjar yang datang kemudian, gantian menghukum dalang Parto untuk push up, karena mengerjai Semar.

 

“Kalau nama desa sini apa, namanya Silir (tempat Auditorium RRI Surakarta). Kalau gak percaya tanya sama wali kota. Ya Mas Gibran, namanya Silir,” seloroh Ganjar saat berakting di panggung.

 

Sejurus kemudian, Ganjar pun larut kembali dalam lakon. Ia mengungkapkan, kunci sukses menghilangkan wabah adalah gotong royong warga.

 

Di Jateng, sebutnya, ada program Jogo Tonggo yang dilakukan di kalangan masyarakat. Kegiatan utamanya saling jaga antartetangga.

 

“Yang harus dilakukan adalah menjaga antartetangga. Di sini ada Jogo Tonggo, yang sakit diantar ke rumah sakit. Yang kurang makan dibantu kekuatan tetangga. Mungkin yang tidak punya pulsa, sinyal untuk sekolah, Kominfo hadirkan infrastrukturnya,” ujarnya.

 

Ditanya kesan usai lama tidak pentas, Ganjar mengaku biasa saja. Ia menyebut, yang terpenting adalah penyampaian pesan kepada masyarakat.

 

Wong guyon-guyon, yang penting bisa menjelaskan apa yang jadi cerita dan pesan. Konteksnya bagus ada protkes ada vaksin, tentang kepedulian pada sesama termasuk gunakan media dengan baik,” ungkapnya

 

Ganjar juga berpesan, agar lembaga penyiaran meningkatkan kualitas konten. Ia berharap semua pihak, termasuk Komisi Penyiaran Indonesia, ikut mengontrol.

 

“Ya dikontrol, ada KPID juga. Konten yang penting dibicarakan bersama, agar kita punya spirit semangat bersama. Supaya menatap masa depan tidak soal ribut dan negatif, tapi sesuatu yang menyemangati,” paparnya.

 

Sementara itu Johny G Plate menyampaikan, agar warganya senantiasa patuh akan instruksi kesehatan pemerintah. Satu di antaranya adalah pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

 

Selain itu, ia juga mengimbau agar informasi selama wabah disampaikan dengan benar.

 

“Informasi yang disampaikan kepada masyarakat bisa membantu masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dengan aman,” ujar Johny.

 

Terkait Harsiarnas ke-88, Johny menyebut sebagai momen besar.  Terlebih, menurutnya, pada November 2022 akan dilakukan Analog Switch Off (ASO).

 

“Ini sejarah panjang penyiaran Indonesia harus kita teruskan di era digital.  Industri nasional harus jadi pemain utama kita perlu lihat regulasi jaga co eksistensi antara penyiaran mainstream dengan pemain baru over the top, agar seimbang.  Secara khusus perhatikan publisher right dan intellectual property right, agar memungkinkan mainstream media player kita bersaing sehat,” ungkapnya

 

Ditambahkan, saat ini proses simulcast televisi digital tengah berjalan. Oleh karenanya, pihaknya bekerja sama dengan Lembaga Penyiaran Publik dan swasta serta televisi lokal, menjelang Analog Switch Off pada November tahun depan.

 

Johny menyebut, banyak keuntungan dengan pelaksanaan penyiaran digital.

 

“Digitalisasi pertelivisian itu akan membuat manajemen dan rata kelola spektrum frekwensi yang lebih efisien. Karena terdapat digital deviden yang bisa digunakan untuk frekwensi spektrum telekomunikasi,” pungkas Johny. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait