Iqbal Minta Tambahan Guru Juru Bahasa Isyarat

  • 16 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

Magelang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dibikin tersipu oleh Iqbal, penyandang tuna rungu asal Temanggung yang hadir dalam Musrenbangwil se-Eks Karesidenan Kedu, di Pendapa Kabupaten Magelang, Jumat (15/3/2019). Pasalnya, baru kali ini Ganjar dipanggil oleh difabel menggunakan bahasa isyarat yang unik.

Awalnya Iqbal menyampaikan aspirasinya kepada Ganjar Pranowo soal ketersediaan akses untuk para difabel, khususnya bagi penyandang tuna rungu. Kepada Ganjar, dia mengungkap kekecewaannya karena dia dan kawan-kawannya merasa kesulitan saat mengunjungi pelayanan publik maupun perkantoran.

“Bagaimana pelibatan disabilitas tentang pembangunan akses, pelayanan publik saat antre nomor antrean. Untuk teman-teman tuli tidak ada aksesnya,” kata Iqbal yang diterjemahkan juru bahasa isyarat.

Dia ingin semua bank, kantor, rumah sakit dan pelayanan publik ada layar monitor sebagai panduan para penyandang tuli.

“Kami tidak ingin dikasihani, tapi kami butuh akses. Kesetaraan antar sesama agar kita saling memahami,” paparnya.

Begitu menyampaikan keluhannya itu, Iqbal lantas minta pada Ganjar terkait ketersediaan guru juru bahasa isyarat, khususnya di Eks Karesidenan Kedu. Hal itu agar komunikasi antara penyandang tuna rungu dengan mereka yang normal semakin baik.

“Sebab, relawan juru bahasa isyarat di Karesidenan Kedu masih sedikit. Seperti yang bapak Ganjar lihat ini (juru bahasa isyarat) sangat sedikit. Kami perlu fasilitas untuk guru juru bahasa isyarat,” ujarnya.

Saat menyebut nama Ganjar itulah, Iqbal menggunakan bahasa isyarat. Bukan isyarat susunan huruf yang jika dieja terbaca Ganjar, tapi Iqbal memakai bahasa isyarat dengan tangan yang menata rambut ke sisi kanan.

“Lho isyarat namaku seperti itu to? Baru tahu aku. Oke Iqbal, saya belajar banyak dari kamu,” kata Ganjar terkejut.

“Karena teman-teman tuli setiap memanggil orang berdasarkan ciri khasnya. Kalau Pak Ganjar rambutnya disisir ke kanan. Ya kode yang ditujukan seperti itu. Itu budaya yang dibangun oleh teman-teman difabel,” kata Iqbal melalui juru bahasa isyarat.

Ganjar lantas memuji usulan Iqbal dan cara-cara komunikasinya. Itulah salah satu alasan mengapa setiap Musrenbang di Jateng, teman-teman difabel selalu dilibatkan selain forum anak dan perempuan. Dengan pelibatan itu, Ganjar berharap semua aspirasi masyarakat dari kelompok manapun bisa masuk.

“Kamu keren. Masukannya sangat hebat. Itulah kenapa setiap Musrenbang teman-teman difabel selalu kami libatkan selama lima tahun. Tidak ada satu orangpun yang ditinggal,” bebernya.

Soal aksesibilitas difabel, khususnya penyandang tuna rungu di perkantoran dan pelayanan publik, gubernur langsung memerintahkan para bupati dan wali kota maupun organisasi perangkat daerah untuk menjalankan apa yang diinginkan Iqbal. Sementara untuk penambahan guru juru bahasa isyarat, dia berjanji akan segera memenuhi.

“Ini langsung berlaku untuk semua yang hadir. Di setiap layanan publik mungkin ada satu garis, sehingga mereka langsung masuk ruang atau space. Jadi orang langsung tahu yang masuk itu berkebutuhan khusus. Untuk guru juru bahasa isyarat kita siapkan,” tandasnya.

Penulis : Ib, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Sl, Humas Jateng

Berita Terkait