Investor Diminta Beri Saham untuk Rakyat

  • 12 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meminta BUMN maupun perusahaan swasta yang berinvestasi di Jawa Tengah bisa memberikan sedikit sahamnya untuk masyarakat desa di lokasi investasi. Sehingga warga tidak hanya merasa ikut memiliki perusahaan, namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Hal tersebut disampaikannya saat beraudiensi dengan SKK Migas Kanwil Jawa Bali dan Nusa Tenggara di Ruang Kerja Gubernur, Senin (11/9). Audiensi tersebut terkait dengan rencana pengelolaan sumur gas di Desa Krikilan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang.

“Saya kepengin ada ownership system di mana masyarakat desa juga ikut memiliki karena investasi juga harus membebaskan lahan. Maka problem sosial pembebasan lahan dapat dicegah jika masyarakat mendapat insentif,” katanya.

Ganjar mencontohkan PT Semen Indonesia yang mau memberikan sahamnya sebesar lima persen untuk dikelola masyarakat melalui BUMDes. Sehingga masyarakat sekitar pabrik akan mendapatkan deviden yang digunakan sebagai anggaran untuk menyejahterakan mereka.

Contoh lain, salah satu perusahaan swasta yang ingin berinvestasi mendirikan PLTA di Pemalang, bersedia memberikan sahamnya untuk rakyat sebesar 10 persen.

“Saya ingin setiap ada sesuatu yang potensial di daerah itu akan mendorong masyarakat mendapatkan sesuatu untuk meningkatkan kesejahteraannya,” ujar mantan anggota DPR RI ini.

Pemberian saham untuk rakyat, imbuh gubernur, bertujuan agar mereka tidak migrasi dari desa ke kota dan memilih untuk membangun desanya. Sehingga gap pembangunan antara desa dengan kota tidak terlalu jauh.

GM Pertamina Hulu Energi (PHE) Randugunting Abdul Muntalib Masdar mengaku setuju dengan gagasan dari Gubernur Ganjar. Dia juga mendorong Pemkab Rembang untuk mengambil peran dalam pengelolaan sumur gas tersebut.

Bahkan, pada proses pengeboran sumur, PHE Randugunting juga menggunakan lebih dari 40 persen tenaga kerja lokal dari desa setempat. Sehingga warga juga ikut merasakan manfaat adanya sumur gas di daerah tersebut.

“Kami mendorong pemkab untuk mengambil peran karena ini bisnis baru migas di Rembang. Pada saat pengeboran kami juga menggunakan lebih dari 40 persen tenaga lokal sebagai bentuk kolaborasi kami dengan pemda dan masyarakat,” katanya.

Untuk diketahui, pengeboran sumur migas di Desa Krikilan dimulai 21 November 2016 lalu. Setelah melewati rangkaian pengujian, diketahui kandungan gas cukup besar terutama pada kedalaman 879 – 885 meter dengan kandungan gas mencapai 12.94 mmscfd. Saat ini pengelolaan sumur tersebut yang rencananya beroperasi selama 5,4 tahun itu tinggal menunggu perizinan dari Menteri ESDM.

“Kandungan gas di Desa Krikilan ini nanti saat dikelola bisa mencukupi kebutuhan sekitar 10-20 industri yang ada di Jawa Tengah,” pungkas Abdul Muntalib.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait