Inovasikan Wayang yang Menarik untuk “Kids Zaman Now”

  • 15 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Banyak orang yang menginginkan generasi penerus bangsa mencintai seni tradisional. Tapi sudahkah upaya yang dilakukan sepadan dengan keinginan itu?

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP berpendapat, upaya yang dibutuhkan sebenarnya hanya membiasakan. Apabila tidak dibiasakan, akan hilang dengan sendirinya. Sebab, mereka tidak pernah tampil, tidak pernah ada event, sehingga akhirnya membuat panggung sendiri-sendiri dan ngumpet (bersembunyi).

“Kalau ada panggung-panggung yang dibuka, semua orang bisa melihat tentu akan tertarik. Dan ingat, cerita pewayangan itu ada mainstream tapi ada juga yang adaptif terhadap perkembangan. Umpama, sekarang kita mau sosialisasi nilai-nilai kebangsaan bahkan nilai-nilai agama itu bisa ditampilkan dengan media wayang,” tuturnya saat menghadiri Peringatan Hari Wayang Internasional di halaman Kantor RRI Semarang, Senin (13/11).

Ganjar mencontohkan dalang Ki Enthus Susmono yang menyisipkan nilai-nilai agama dalam pertunjukannya. Saat menghadiri peringatan HUT ke-100 di Karangayar, pertunjukkan wayangnya juga menarik karena ada kolaborasi antara wayang kulit dan wayang golek.

“Apalagi kemudian ada dalang-dalang yang sangat inovatif, yang kemudian ketika menampilkan itu dilihat secara visual menarik untuk kids zaman now gitu,” katanya.

Ganjar juga mengusulkan, agar memrogramkan ngunduh wayang atau kethoprak setiap sebulan sekali dan yang menjadi pemain berkolaborasi antara kepala daerah, seniman lokal dan profesional. Pementasan bisa dikonsep secara kolosal.

“Kolosal ini maksudnya biar anak-anak bisa ikut bermain. Suatu ketika dia akan mencatat.  Apalagi sekarang ada teknologi kamera, youtube, media sosial. Semuanya bisa ditampilkan dan ini akan menjadi data digital yang bisa dilihat terus-menerus sehingga akan selalu teringat ketika dia besar,” tutupnya.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait