Inovasi Tak Berhenti Selepas Lulus Diklatpim

  • 22 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Sebanyak lima peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat II angkatan VIII, dinyatakan menjadi lulusan terbaik oleh Lembaga Administrasi Negara. Mereka mengikuti diklat selama empat bulan (Agustus – November) di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah.  

Peserta terbaik tersebut adalah Jujun Endah Direktur Prasarana Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dengan proyek perubahan Rekayasa Sosial Budaya Guna Mewujudkan Terminal Bus A Wow Jauh Lebih Keren, Netty Harjianti Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo (Pengembangan Klaster Pertanian Modern Berbasis Corporate Farming di Kabupaten Sukoharjo) dan Ratri S Sulvivalina Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dengan proyek perubahan Menjamin Kontinuitas Regenerasi Kader Kesehatan Boyolali Menuju Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan. Sementara Agus Sarwono (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Temanggung) mengangkat tentang Sengkuyung Membangun Desa Mandiri melalui Village Driven Development Menuju Temanggung Hebat, dan Nasikhin Sekda Kabupaten Batang menulis proyek perubahan mengenai Tertib Pengelolaan Hibah dan Bansos dengan e-Hibahbansos di Pemerintah Kabupaten Batang.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mengapresiasi inovasi-inovasi mereka. Inovasi itulah yang menjadi PR untuk dikerjakan.

“Saya kira tema-tema yang dipilih Bapak/ Ibu adalah tema yang memang kita menghadapi problem itu. Sehingga manfaat ini ada. Hibah bansos saya terima kasih. Ini problem berat yang memang mesti kita selesaikan. Beratnya bukan memberikan hibah atau bansosnya. Tapi seringkali tarik ulur politiknya,” ungkap dia dalam acara Penglepasan Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan VIII di BPSDMD, Selasa (21/11).

Inovasi lainnya yang diapresiasi adalah Membangun Desa Mandiri melalui Village Driven Development. Sebab, desa sedang disorot karena besarnya dana desa yang mengalir dari pemerintah pusat.

“Dana desa hari ini lagi menjadi sorotan semuanya. Sehingga teman-teman kades, perangkat desa itu lagi megap-megap. Sekarang lagi ‘teriak-teriak’ terus. Pak, mengapa sih kami dijadikan sasaran?” ungkapnya.

Untuk menjamin transparansi, lanjutnya, dia pun mendorong kantor desa agar memasang banner yang berisi informasi tentang APBDes. Baik dari sisi pendapatannya, maupun pembelanjaannya. Itu pun tidak mudah.

“Kita (Jateng) baru 50 persen lebih sedikit. Itu saja Jawa Tengah sudah lumayan. Hari ini lagi ada di Pemalang, anak-anak muda membuat Pusat Informasi Desa (Puspindes). Mereka mendampingi para kepala desa, agar bisa mengunggah semua informasi tentang desa melalui sistem teknologi informasi,” urai alumnus UGM ini.

Ganjar berharap, proyek perubahan yang sudah disusun masing-masing peserta akan didukung top leader. Sebab, tanpa dukungan top leader, proyek perubahan akan sulit terealisasi.

Senada disampaikan Kepala LAN, Adi Suryanto. Dia berpesan, agar inovasi gagasan perubahan yang dilakukan, tidak berhenti selepas dinyatakan lulus Diklatpim. Inovasi mesti dibawa pulang dan disebarkan, baik kepada staf maupun instansi.

“Saya punya optimisme bahwa birokrasi kita akan semakin baik lagi, pelayanan kita akan semakin baik, dan daya saing kita juga akan semakin unggul. Kita adalah bangsa yang punya potensi, bangsa yang besar, tinggal kemauan kita untuk berubah,” pungkasnya

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait