Ide Liar Bangun Jamban Jadi Gunjingan

  • 14 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Pembangunan jamban sehat kini tengah menjadi fokus kegiatan antara Ikatan Alumni Undip (IKA Undip) dan Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama). Tak hanya ratusan, tapi jumlahnya mencapai jutaan jamban di seluruh Indonesia.

Saat memberikan laporan kegiatan Caring For Nation 2, Sabtu (14/7) di halaman Grhadhika Bhakti Praja, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP yang juga Sekjen Kagama menyampaikan, pembangunan jamban dalam rangkaian acara Caring for Nation 2 dilaksanakan di Kemijen Semarang Utara. Pembangunan jamban tersebut dipelopori oleh Dr Budi Laksono yang familiar disebut sebagai dokter jamban.

Selain pembangunan jamban, kegiatan sosial lain yang dilaksanakan adalah operasi katarak, donor darah, dan iva test yang dikoordinir oleh Dr Cahyono.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang juga selaku Ketua Umum Kagama senang dengan kegiatan sosial yang dilakukan IKA Undip dan Kagama. Bahkan, kegiatan yang berawal dari ide liar itu, kini sudah jadi pergunjingan di media.

“Saya tadi pagi membaca berita online, yang keluar IKA Undip dan Kagama berinisiasi membuat jamban untuk masyarakat. Angkanya juga tadi disebut gedhe banget. Jutaan,” ungkap dia

Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat dan sekaligus membantu menyelesaikan problem bangsa. Sebab persoalan jamban erat kaitannya dengan kesehatan. Warga yang tidak memiliki jamban, biasanya cenderung memiliki kebiasaan buruk, yakni BAB sembarangan. Kebiasaan itu memicu terjadinya penyebaran penyakit yang membahayakan kesehatan.

Ganjar kemudian mengajak para alumnus Undip dan UGM untuk terus mengembangkan kepedulian. Salah satunya di bidang pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada siswa yang tidak mampu. Bidang pendidikan dan kesehatan butuh perhatian khusus, karena merupakan investasi untuk mengentaskan kemiskinan.

“Menurut pakar Undip, menanggulangi kemiskinan mesti dibereskan dengan investasi pendidikan dan kesehatan. Pendidikan ini kayanya nggak cukup kita teriak secara konsepsional. Tapi kita mesti membuat kebijakan publik yang terukur, yang bagus, yang outcome-nya tidak sekadar output,” urai dia.

Ditambahkan, program beasiswa yang digagasnya terinspirasi dari kawan-kawan Salemba, lulusan fakultas ekonomi UI. Mereka memiliki awareness memberikan beasiswa untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu, tanpa syarat. Saat ini mereka sudah memberikan beasiswa kepada sekitar 22 ribu anak.

“Tiap mahasiswa yang mendapat beasiswa di-assest satu-satu oleh aktivisnya. Dan yang menarik dia tidak harus berprestasi. Pokoke kowe mahasiswa, sekolah disitu, kamu tidak mampu, kita biayai. Nggak ada syarat IP atau yang lain. Pesannya cuma kamu harus lulus, mandiri, membahagiakan ortu. Saya terinspirasi betul. Saya kira kita bisa mendorong, meniru, membuatnya,” tutup dia

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor: Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait