Hayati Peristiwa Religius, Panen Mutiara Kehidupan

  • 04 Dec
  • bidang ikp
  • No Comments

Salatiga – Tri Kerukunan Umat harus dilaksanakan agar kondusivitas wilayah yang sudah baik tidak terciderai oleh egoisme sesaat. Jangan hanya karena perbedaan warna dan atau sikap politik, rakyat berkelahi dan bertikai dengan sesama saudara.

“Umat Nasrani dan seluruh umat beragama di Jawa Tengah, saya minta senantiasa melaksanakan Tri Kerukunan Umat Beragama dengan baik. Yaitu rukun intern umat seagama, rukun antarumat beragama, dan rukun antara umat beragama dengan pemerintah,” pinta Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen saat memberikan sambutan pada acara perayaan Natal Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Jawa Tengah, di Auditorium Sekolah Tinggi Teologi GPDI Salatiga, Selasa (4/12).

Sebagai sesama makhluk Tuhan, kata dia, manusia tidak boleh sombong dan merasa paling benar sendiri. Pun sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi butuh bersosialisasi dengan orang lain. Karenanya, harus saling menghormati dan toleransi.

“Kalau kerukunan umat beragama terwujud maka kita akan tenang dalam beribadah. Maka saya mengimbau kepada masyarakat termasuk umat Nasrani, kita semua harus hidup rukun,” katanya.

Selain Wakil Gubernur Jateng, hadir pula dalam acara tahunan tersebut Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Ahmad Luthfi, Wakil Wali Kota Salatiga M Haris, ketua dan pengurus PGPI Jateng, tokoh lintas agama, serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jateng.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dalam sambutan tertulis yang dibacakan wakil gubernur, mengapresiasi seluruh jajaran PGPI Jawa Tengah dalam memberikan komitmen menjaga Bhinneka Tunggal Ika demi tegaknya NKRI. Mekipun kehidupan beragama di Jateng sangat plural atau beragam, namun senantiasa aman, tenteram, dan damai. Kondisi seperti ini menjadi suatu hal yang patut disyukuri.

Gubernur meminta kepada semua pihak harus tetap waspada dan jangan lengah atas kondisi tersebut. Karena tantangan yang dihadapi dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI akan selalu ada seiring dengan kemajuan jaman. Jawa Tengah yang adem, ayem dan tentram menjadi modal yang sangat berharga dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

Menurut dia, perayaan Natal 2018 yang mengusung sub tema ”Dengan Semangat Natal dan Kebhinekaan, PGPI Turut Menyukseskan Pemilu 2019, demi tegaknya NKRI”, sangat sesuai dan selaras dengan kondisi riil saat ini.

“Karena di tahun politik seperti sekarang, segala hal dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tertentu. Bahkan dengan mengorbankan kepentingan umum demi tercapainya kepentingan pribadi atau golongan,” bebernya.

Dikatakan, dengan landasan moral yang baik dan menyadari sepenuhnya bahwa dihadapan Tuhan semua adalah sama, maka pelaksanaan tugas pokok yang harus dipertanggungjawabkan kepada negara dan masyarakat, serta tugas pelayanan kepada Tuhan dapat dilakukan dengan baik dan berimbang.

“Kedepankan perihal etika, akhlak, dan budi pekerti sebagai manusia, perihal karakter dan moral sebagai masyarakat, peradaban sebagai bangsa dengan cara lebih meningkatkan rasa kepedulian, empati dan solidaritas terhadap saudara-saudara kita dimanapun berada yang kurang beruntung,” pinta gubernur.

Ia menjelaskan, harus disadari setiap peristiwa peringatan keagamaan akan jauh lebih bermakna apabila dapat memetik dan mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kalau menghayati setiap peristiwa religius yang diperingati, maka akan dapat memanen mutiara-mutiara kehidupan yang akan menjadi inspirasi dan sumber motivasi dalam upaya meningkatan kualitas hidup manusia.

Demikian juga dengan perayaan Natal saat ini, menurutnya mempunyai arti sangat penting. Natal mengajarkan bagaimana umat Kristiani harus mengasihi, berdamai dan berbagi dengan orang lain, serta membuat umat Kristiani berpaling kepada orang-orang kecil dan berbagi dengan kasih.

Semua harus membangun pikiran yang positif, sikap optimistis, percaya diri, terus bekerja keras dan bukan lemah atau malas. Selain itu, semua juga harus berupaya keras dalam memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat, toleransi, saling menghargai dan menghormati. Antara lain dengan cara menghindari fitnah, bohong, konflik, gaduh, berperilaku kasar yang melampaui batas kepatutan, serta menganggap hanya ajaran agama tertentu yang benar.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait