Halal Bihalal Minimalkan Kebencian

  • 09 Jul
  • Prov Jateng
  • No Comments

Purworejo – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mengingatkan warga tentang pentingnya tradisi halal bihalal yang hanya ada di Indonesia khususnya Jawa Tengah. Menurutnya tradisi tersebut tidak hanya sebagai ajang berkumpul dan silaturahmi antar masyarakat untuk saling bermaafan, namun juga sebagai media untuk meminimalisasi ujaran  kebencian dan hoax yang beredar di kalangan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan orang nomor satu di Jawa Tengah itu saat menghadiri acara acara Walimatul Ikhtitam Halal bi Halal Mushola  At Takhrir Dukuh Watubelah Desa Sukowuwuh Kecamatan Bener, Purworejo, Sabtu (8/7). Dia mengatakan Presiden RI pertama Bung Karno menggunakan tradisi halal bihalal untuk meredakan ketegangan di kalangan masyarakat akibat beredarnya fitnah-fitnah yang membuat situasi politik di Indonesia carut-marut.

Negarane awake dhewe niku rada kisruh, politike rada kisruh, senenge omonge sing elek-elek, rasan-rasan terus. Dadi Bung Karno sowan marang para kiai terus disaranke dikumpulke kabeh, bersilaturahmi,” kata Ganjar.

Di era kemajuan teknologi informasi saat ini, imbuh gubernur, ujaran kebencian, hoax, dan fitnah kerap beredar di kalangan masyarakat melalui media sosial. Sehingga halal bihalal dapat dijadikan sarana untuk menangkal peredaran tersebut karena masyarakat bisa berkumpul berjabat tangan dan saling bermaafan.

Silaturahmi dinilai Ganjar merupakan wujud dari nilai budi pekerti, karena bertemu orang tua untuk meminta maaf merupakan penghormatan kepada orang tua. Budi pekerti ini sudah mulai sulit dicari karena kebanyakan anak tidak lagi menghormati orangtua.

“Pulang dari perantauan untuk Ketemu dengan orang tua itu merupakan wujud nilai budi pekerti yang sekarang sulit dicari karena sekarang banyak anak yang sudah tidak hormat kepada orang tua,” ujarnya.

Ganjar berharap melalui halal bihalal ini kerukunan antarwarga dapat semakin dipererat. Sehingga mereka tidak mudah terhasut oleh isu-isu yang mengandung kebencian dan fitnah.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait