Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

MUNGKID – Jalu tiba-tiba mencari Jali, temannya yang kini terlihat beda. Menjelang Pemilihan Umum 2024, suasana di desanya tampak tidak nyaman, karena diduga ada warganya yang bermain uang untuk memihak pada salah satu partai, salah satunya Jali.

Jali diduga telah menerima uang dari beberapa partai. Ada yang besarnya Rp100 ribu, Rp150 ribu, bahkan Rp200 ribu, dengan perjanjian mesti menjadi pendukung partai pemberi uang itu. Dia juga disinyalir ikut membagikan uang kepada warga lainnya.

Cerita itu mengemuka saat Pelayanan Informasi Kebijakan Daerah (PIKD), yang digelar di Lapangan Desa Donorojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (24/11/2023). Kegiatan yang mengusung tema “Demokrasi Sehat, Pemilu Damai”, diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah, bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng.

Jalu menyampaikan, berbeda pilihan boleh saja. Namun, jangan memaksakan kehendak, dengan menggunakan cara yang tidak benar, seperti money politics, menyebarkan berita hoaks, dan sebagainya.

“Pemilu adalah sapu lidi, satu azas pemilihan, lingkungan damai dan indah. Masih ingat Luber? Langsung, umum, bebas, dan rahasia. Setiap warga negara berhak memilih. Tapi, jaga idealisme, sapu lidi kita pegang,” terang Jalu.

Dia pun mengajak warga yang hadir, untuk menyanyikan lagu Tolak Politik Uang, gubahan lagu Menanam Jagung.

“Ayo kawan kita bersama,

Tolak money politik sekarang juga.”

Sementara, Komisioner Bidang Kelembagaan KPID Jateng Yogyo Susaptoyono, mengajak masyarakat untuk menciptakan pemilu damai. Diakui, perbedaan itu biasa. Yang perlu dijaga justru kerukunan dalam berdemokrasi.

Dia berharap, masyarakat dapat memilih pemimpin yang baik. Meski sebenarnya, semua yang mengikuti kontestasi Pemilu 2024 punya niatan yang baik.

“Melalui event ini, KPID bersama Diskominfo Jateng mengajak warga bersama-sama menghadapi pemilu dengan riang gembira, hati baik, dan niat baik,” tandasnya.