Gunakan Air Layaknya Nabung Uang di Bank

  • 06 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Air bersih menjadi kebutuhan setiap mahkluk hidup, termasuk manusia. Kebutuhan air pun semakin meningkat seiring jumlah penduduk dunia yang kini mencapai sekitar 7 miliar jiwa dan akan terus bertambah.

“Ungkapan air sebagai sumber kehidupan merupakan hal yang benar adanya, karena air berperan penting bagi seluruh komponen kehidupan,” ujar Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP saat membacakan sambutan tertulis Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jateng Drs Heru Sudjatmoko MSi pada Pembukaan Focus Group Discussion (FGD) Dalam Rangka Peringatan Hari Air Sedunia ke-XXVI 2018, di Gedung Prof Soedarto, Universitas Diponegoro Semarang, Jumat (6/4).

Pada kegiatan yang mengangkat tema “Pembinaan Kemitraan Dalam Upaya Percepatan, Perlindungan dan Upaya Optimalisasi Fungsi Sungai, Situ, Danau, Embung, Waduk Dan Sumber Air Lainnya Serta Pemanenan Air Hujan” itu, Plt Gubernur Jateng menjelaskan, berdasarkan data WHO, diperkirakan terdapat lebih 2 miliar orang per hari terkena dampak kekurangan air pada 40 negara di dunia, 1,1 miliar orang tidak mendapatkan air yang memadai, serta 2,4 miliar orang tidak mendapatkan sanitasi layak. Sedangkan pada 2050 diprediksikan satu dari empat orang akan terkena dampak kekurangan air bersih.

“Demikian pula air bersih di Indonesia, beberapa wilayah masih minim, sedangkan di daerah lain melimpah. Selain itu tidak sedikit rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih. Hal ini diperparah dengan perubahan iklim yang saat ini tak menentu,” bebernya.

Sri Puryono mencontohkan ketika musim hujan, pasokan air melimpah hingga terjadi banjir. Namun saat kemarau datang, warga kesulitan mencari air. Karenanya Pemprov Jawa Tengah terus berupaya mengatasi persoalan ketersediaan air bersih yang menjadi PR bersama.

Dia meminta semua warga menggunakan air bersih dengan berprinsip layaknya orang menabung uang di bank, menyisihkan sebagian uang untuk bekal masa depan. Demikian pula menabung air, menyisihkan pasokan air untuk ketersediaan air bersih dan memanennya di masa yang akan datang.

Disebutkan, air di muka bumi secara keseluruhan sekitar 98 persen terdapat di laut, sedangkan sisanya atau 2 persen merupakan air tawar yang terdapat di sungai, danau, dan bawah tanah. Air tawar yang ada 87 persen berbentuk es, 12 persen di dalam tanah, dan sisanya sebesar satu persen terdapat di danau dan sungai.

Berbagai upaya dilakukan Pemprov Jateng agar ketersediaan air tetap terjaga. Di antaranya pembuatan waduk dan embung, biopori, penghijauan untuk mengatasi minimnya air masuk ke dalam tanah, kampanye tidak menggunakan air secara berlebihan. Selain itu, menggiatkan gotong royong bersih sungai, rehabilitasi lahan, mengedukasi masyarakat melalui gerakan sekolah sungai, pengurangan risiko bencana, restorasi sungai, pemerliharaan sumber-sumber air dan kampanye kepedulian lingkungan hidup.

Pemprov juga merangkul seluruh elemen masyarakat menggerakkan beragam program guna mengatasi krisis air bersih di berbagai daerah. Ia meminta semua pihak turun tangan, bergotong-royong mengatasi berbagai permasalahan air bersih.

“Perlu diingat, bahwa bukan hanya kita yang membutuhkan air bersih ini, tetapi juga anak cucu dan keturunan kita nanti,” katanya.

Sekda berharap, FGD tersebut bisa menjadi ajang diskusi, sharing serta bertukar ide dan gagasan serta mengidentifikasi potensi, tantangan dan peluang dalam rangka memelihara dan menjaga sumber air di nusantara. Termasuk, memberikan solusi untuk mengatasi persoalan di kawasan Rawa Pening yang merupakan salah satu sumber air di Jawa Tengah.

Senada disampaikan Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Imam Santoso. Dikatakan, pada 2018 ini, Hari Air Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret mengangkat tema  “Nature From Water” atau “Nature-based Solutions for Waters” (Solusi Berbasis Alam untuk Air).

“Melestarikan alam adalah salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan krisis air global, ” katanya dihadapan ratusan anggota Komunitas Sungai dan pegiat lingkungan dari berbagai provinsi di Indonesia.

Berbagai upaya harus dilakukan untuk menjaga ketersediaan air, antara lain penghijauan, menabung air dengan membuat biopori, dan konservasi di daerah hulu. Upaya-upaya tersebut tentu tidak secara cepat dapat mengembalikan kondisi alam, namun merupakan bentuk upaya yang efektif untuk ketersediaan air bersih di masa depan.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait