Gubernur Gagas Buku Inovasi Desa dari Jateng

  • 20 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Banyaknya terobosan yang lahir dari desa, membuat Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP bertekad untuk mengumpulkan inovasi dari seluruh desa di wilayahnya dan dijadikan sebuah buku. Dia pun menyiapkan sejumlah hadiah bagi lima inovator terbaik.

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat membuka Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pendamping Desa 19 – 23 November yang diikuti 1.380 pendamping desa, di Hall MG Setos, Senin (19/11). Buku inovasi desa semacam itu, kata Ganjar, memang telah ada yang diinisiasi oleh Dirjen Anggaran. Namun, penyusunan buku inovasi desa khusus di Jawa Tengah tetap dirasa penting. Tentu yang akan berperan nantinya adalah para pendamping desa.

“Kita mau yang lebih original dan muncul dari para pendamping. Kalau mereka mengumpulkan seluruh inovasi yang ada setiap desa, problem yang ditemukan dibahas mereka. Lalu masing-masing ada solusi yang diberikan. Ini akan menjadi pelajaran yang sangat baik untuk desa yang lain,” kata gubernur.

Dia lantas memberi contoh solusi perekonomian yang dilakukan di salah satu desa di Sragen. Terdapat kampung yang mengelola bisnis dengan memberdayakan para TKW usai mereka pulang dari tanah rantau. Penghasilan mereka per bulan mencapai Rp 2,5 juta. Jika hal tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan, enterpreneur di tingkat desa bisa dimunculkan di tempat lain, termasuk membuat usaha di level desa seperti BUMDes.

“Kita harapkan best practice-nya itu kita tularkan dan kita perintahkan seluruh desa yang lain agar bisa. Misalnya, soal perencanaan, perencanaan yang baik itu melibatkan partisipasi maka model penyerapannya harus seperti ini, monevnya harus seperti ini, pelaksanaannya harus seperti ini. Maka itu akan bisa dijadikan standar yang berlaku di semua desa, termasuk sistem informasinya,” ujar mantan anggota DPR RI ini.

Dengan pemikiran seperti itu, gubernur yakin langkah para pendamping desa di Jawa Tengah bakal dijadikan percontohan nasional. Ganjar pun menyiapkan sejumlah hadiah bagi lima inovasi terbaik.

“Maka detailnya saya ingin mereka bercerita satu lembar saja, nanti kita kumpulkan agar jadi buku. Kami kasih hadiah,” katanya.

Saat ini inovasi yang lahir dari desa di Jawa Tengah cukup banyak dan beragam sektor, dari wisata, perpustakaan, bisnis termasuk pembenahan birokrasi di level desa. Dari sektor pariwisata, Umbul Ponggok di Klaten masih jadi primadona. Namun ada juga dari sektor olahraga yang dilakukan oleh pemerintah desa Wonosalam Demak.

Lutfi Taufiq, pendamping desa Wonosalam mengatakan inovasi sektor olahraga yang dilakukan di desa yang diampunya adalah memroduksi ring basket sekaligus bisa digunakan untuk tiang netting. Ring basket tersebut juga ramah difabel.

“Inovasi ini pernah meraih penghargaan sebagai alat olahraga inovasi terbaik kedua dari Kemenpora,” katanya.

Selain ring basket multifungsi tersebut, ada pula produk inovasi olahraga stik hocky. Memang olahraga ini belum cukup populer di indonesia. Penciptaan tersebut tidak terlepas dari warga yang kebetulan alumni jurusan olahraga Unnes, dan saat ini juga sebagai wasit hocky nasional.

“Ke depan insya Allah di desa Wonosalam juga bakal dibangun joging track,” tandasnya.

Penulis : Ib, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait