Gubernur Dorong Buah Lokal Jadi Komoditas Ekspor

  • 25 Mar
  • Prov Jateng
  • No Comments

Grobogan – Pasar luar negeri masih terbuka lebar untuk penjualan bermacam buah lokal berkualias dari Jateng. Karenanya Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mendorong petani berinovasi dan berkreasi agar buah lokal asal provinsi ini merajai pasar internasional. 

 

“Buah-buahan kita banyak diminati luar negeri. Kalau kita bisa tahu peta kebutuhan buah pasar dunia, maka kita tanam lalu lakukan quality control. Masak KTNA (Kontak Tani dan Nelayan Andalan) tidak bisa mengekpor komoditas unggulan Jateng,” ujar gubernur saat Pembukaan Grobogan Agro Expo dan Pekan Daerah KTNA Jateng 2017 di Halaman Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Sabtu (25/3).

 

Menurut Ganjar, potensi komoditas Jateng merambah pasar internasional sangat terbuka lebar. Salah satunya pasar di Rusia yang membutuhkan kacang-kacangan untuk teman minum. Apalagi jumlah penduduk negara terbesar di dunia itu menempati peringkat kesembilan terbanyak di dunia. Sehingga peluang menjajakan produk lokal di mancanegara sangat terbuka.

 

“Saya sudah bertemu Dubes Rusia, ternyata butuh kacang. Biasanya untuk teman minum, dan saya coba menawarkan kedelai sangrai asli Grobogan yang gurih itu. Mereka juga suka sekali dengan buah rambutan, bahkan di sana satu biji dihargai Rp 60 ribu. Bahkan pada Agustus nanti, mengundang Jateng ikut serta dalam Pameran Indonesia di Moskow. Ini prospek bro,” katanya.

 

Selain meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil panen, yang mesti diperhatikan adalah menyangkut proses pengiriman barang ke berbagai negara tetangga. Pengiriman diupayakan tidak melalui jalur laut, melainkan menggunakan transportasi udara. Hal itu dilakukan agar buah tidak cepat membusuk sebelum sampai tempat tujuan. Meskipun biaya pengiriman cukup tinggi yakni sekitar 2 dolar AS atau kurang kebih Rp 26 ribu per kilogram, tetapi petani masih bisa menikmati keuntungan cukup banyak.

 

“Sebagai contoh harga pepaya california di Purworejo yang diminati konsumen luar Jawa dan luar negeri. Harga di pasar tradisional Rp 5 ribu per kilogram kemudian kalau ditambah ongkos angkut Rp 26 ribu per kilogram. Keuntungan yang didapat masih tinggi, ini prospek yang luar biasa,” beber Ganjar.

 

Dalam pameran bertema “Membangun Agribisnis yang Bermartabat” tersebut, gubernur juga mengapresiasi kinerja penyuluh pertanian dan instansi terkait lainnya dalam upaya mewujudkan Jateng berdaulat pangan. Bahkan meskipun beberapa daerah mengalami gagal panen akibat banjir atau karena serangan hama, namun produksi beras Jateng tetap melimpah, termasuk buah dan sayuran.

 

“Pertumbuhan pertanian dari tahun ke tahun luar biasa. Kalau daulat pangan, kita berdaulat. Sekarang orang Jawa Tengah mau makan apa semua kita tentukan sendiri, mulut kita pun boleh menentukan apa yang ingin dimakan, dan tidak ada yang memaksa harus makan tiwul, sagu, beras, atau lainnya,” terangnya.

 

Sementara itu, Bupati Grobogan Sri Sumarni menjelaskan, Grobogan Expo dan Gelar Teknologi Pertanian tersebut selain untuk memperkenalkan dan memromosikan produk-produk pertanian unggulan Grobogan dari hulu sampai hilir, sekaligus upaya menjembatani serta memperkokoh kemitraan antarstakeholder.

 

Kegiatan tiga tahunan itu bertujuan antara lain memperkenalkan produk dan potensi pertanian, tanaman pangan, kehutanan, peternakan, dan industri olahan. Selain itu menyediakan ruang promosi bagi produk tradisional dan modern, mengenalkan dan meningkatkan pengetahuan petani maupun masyarakat mengenai teknologi modern budidaya, panen, pengolahan, serta pemasaran.

 

“Tidak kalah penting untuk meningkatkan kecintaan dan peran serta masyarakat, khususnya generasi muda dan wanita tani terhadap produk tanaman pangan dan hortikultura lokal beserta olahannya,” imbuhnya.

 

Seusai membuka pametan sekaligys meresmikan Rumah Kedelai Grobogan (RKG), gubernur didampingi bupati dan pejabat terkait lainnya berkeliling area Kebun Dinas Pertanian Grobogan. Selain melihat aneka tanaman pertanian unggulan Grobogan seperti melon kuning, labu madu, dan cabai rawit, alumnus UGM itu juga memanen kacang hijau Vima 1 dengan potensi hasil 1, 76 ton per hektare.

 

Gubernur juga sempat mengunjungi sejumlah stand pameran aneka produk pertanian unggulan dan usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) dari berbagai kabupaten dan kota se-Jateng. Antara lain stand produk unggulan eks- Karesidenan Pekalongan yang memamerkan bawang merah dan telur asin khas Brebes, serta minuman olahan buah nanas madu asli Pemalang.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait