Gotong Royong Harus Dimodernkan

  • 05 Apr
  • Prov Jateng
  • No Comments

Kudus – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan salah satu upaya konkret untuk membangkitkan kembali semangat gotong royong secara modern. Program tersebut sekaligus membuktikan jika pemerintah, TNI/ Polri dan segenap elemen masyarakat dapat bahu-membahu dalam menuntaskan persoalan publik di daerah.

“Gotong royong memang harus dimodifikasi secara modern. Membangun jalan desa, saluran pengairan atau irigasi. Program TMMD inilah bagian dari cara merawat dan mengikat kebersamaan serta kegotongroyongan untuk mengatasi persoalan-persoalan kebangsaan kita hari ini,” terang Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat menjadi Inspektur Upacara Pembukaan TMMD ke-98 dan TMMD Sengkuyung Tahap I Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 di Lapangan Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Rabu (5/4).

Mantan bupati Purbalingga itu membeberkan, sejumlah persoalan publik masih dihadapi masyarakat Jawa Tengah. Seperti angka kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi dan kualitas SDM yang perlu ditingkatkan lagi.

“Tahun 2016 angka kemiskinan sebesar 13,19 persen dari total jumlah penduduk. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,63 persen dari Angkatan Kerja. Kemudian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah Tahun 2015 berada pada angka 69,49,” bebernya.

Wagub berharap, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti pembangunan rumah tidak layak huni terus dilanjutkan. Baik dengan anggaran stimulan APBN, APBD provinsi dan kabupaten/ kota, corporate social responsibility (CSR), maupun dukungan swadaya masyarakat.

“Ke depan kita harapkan, RTLH perlu ditingkatkan jumlah unit-unitnya, baik melalui stimulan APBN, APBD provinsi dan kabupaten/kota maupun CSR dengan didukung swadaya masyarakat,” harapnya.

Usai menghadiri pembukaan TMMD, Heru melakukan peninjauan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di SMK Negeri Jawa Tengah yang berada di Kabupaten Pati. Sebanyak 48 siswa kelas XII jurusan Teknik Perbaikan Body Otomotif (TPBO) dan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) mengikuti UNBK secara lancar, meski pelaksanaan ujian dilakukan dalam dua shift.

“Dua shift (UNBK) ini bisa dilaksanakan dengan baik. Sampel ini menunjukkan, meskipun fasilitas belum paripurna, ujian dengan komputer tetap bisa dilaksanakan. Ternyata mereka (pihak sekolah) sudah antisipasi apabila listrik mati dengan genset,” jelasnya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait