Gencarkan ‘Semut Sampah’

  • 27 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

Ungaran – Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen meminta “Gerakan Semangat Memungut (Semut) Sampah” dan meminimalisasi penggunaan plastik menjadi budaya sehari-hari. Hal itu guna menjaga kondisi persampahan di Indonesia, termasuk di Jateng, agar tidak semakin memrihatinkan.

“Saya mengapresiasi gerakan ini. Namun ini jangan hanya sebatas sesaat ketika ada kegiatan, tetapi harus menjadi semacam budaya atau perilaku sehari-hari. Di manapun kita berada, ketika melihat sampah otomatis mengambil dan membuang ke tempat sampah,” ujar Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen saat memberi amanat Apel Gerakan Semut Sampah di Kompleks Cimory, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kamis (27/9).

Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Forum Sungai Klampok Kabupaten Semarang itu, Wagub menyampaikan keprihatinannya dengan kondisi persampahan di Indonesia. Berdasarkan data Jenna Jambeck dari University of Georgia tahun 2015, Indonesia berada di peringkat kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbanyak di lautan. Selain itu sebanyak 69% sampah atau 44 juta ton sampah tidak dikelola dan berakhir di TPA.

Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jateng pada 2016, menunjukkan timbuman sampah di Jateng mencapai 15.671 ton/hari atau 5.719.915 ton/tahun. Jumlah tersebut terdiri dari jenis sampah organik mencapai 63,3%, anorganik 36,34% dan kategori sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) sebanyak 0,29 %.

Sampah plastik yang dihasilkan rata-rata berkisar 17,7%. Dari total sampah tersebut, yang terangkut ke TPA 4.006 ton/hari atau sekitar 25.77%. Sedangkan selebihnya ada yang dibakar, dibuang ke sembarang tempat termasuk di sungai, dikubur dalam tanah, serta ada pula yang dikelola atau diolah menjadi pupuk atau produk kerajinan.

“Itu sebabnya saya sangat prihatin. Saya sedang berpikir ada alat yang bisa memungut sampah di sungai dengan cepat. Misalkan kita jalan di pinggir sungai, kemudian alat itu dimasukkan ke sungai bisa langsung ambil sampah yang dilewati,” harapnya.

Berbagai upaya menjaga kebersihan lingkungan telah dilakukan Pemprov Jateng, diantaranya menetapkan “Jumat Bersih”. Yakni setiap Jumat pagi di sela berolahraga juga bersih-bersih, minimal di lingkungan masing-masing. Tidak kalah penting adalah menggencarkan budaya tidak membuang sampah, melainkan mengelolanya secara bijak. Yakni mengolah sampah organik menjadi kompos dan anorganik menjadi beragam produk kerajinan.

“Selain itu, kita sudah sepakat kalau minum pakai gembes. Hal itu untuk meminimalisir sampah plastik. Jadi tolong upayakan, ke manapun kita pergi, bawalah gembes. Kalau nyuguhi tamu, silahkan pakai gelas, belanja ke pasar atau swalayan bawalah tas dari rumah,” pintanya.

Ketua Forum Sungai Klampok, M Amin menambahkan, gerakan yang bertujuan melestarikan sungai dan alam, khususnya Sungai Klampok di Kecamatan Bergas ini, berlangsung selama empat hari, yakni tanggal 24-27 September 2018. Selama kegistan, para anggota Forum Sungai Klampok bergotong royong memungut sampah dan mengangkat endapan lumpur sungai.

“Kegiatan peduli lingkungan ini melibatkan Forum Sungai Klampok, yang beranggotakan komunitas lingkungan, pengusaha, pemerintah, relawan peduli sungai, dan elrmen masyarakat lainnya,” terangnya.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait