Gaspol Cegah Stunting, Demi Generasi Muda Cemerlang

  • 10 Aug
  • ikp
  • No Comments

JEPARA – Sosialisasi pencegahan stunting terus digencarkan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah. Kali ini, menggandeng Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Kabupaten Jepara dan Teater Lor, sosialisasi berbalut hiburan digelar di Taman Pondok Wisata Tegalsambi, Tahunan Jepara, Selasa (9/8/2022) malam.

Guyon maton namun sarat dengan penjelasan dan pesan pencegahan stunting ditampilkan malam itu. Sehingga, masyarakat dapat dengan mudah mencerna pesan yang disampaikan. Terbukti, pada sesi pembagian doorprize, antusiasme warga, baik muda maupun dewasa, cukup baik. Pertanyaan yang dilontarkan seputar stunting pun terjawab dengan benar.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah melalui Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Agung Hariyadi mengapresiasi masyarakat yang hadir malam itu, termasuk penampilan FK Metra Kabupaten Jepara dan Teater Lor yang sangat apik. Agung berharap FK Mitra dapat mendorong pegiat seni untuk menjadi agen penangulangan stunting dengan edukasi yang mengibur.

Dia mengajak masyarakat untuk bersama-sama memerangi stunting, agar anak-anak bisa tumbuh menjadi generasi emas berkualitas. Dia juga meminta mengingatkan warga agar selalu berperilaku hidup bersih dan sehat, terlebih pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir.

“Yuk warga Jepara selalu berperilaku sehat. Tetap waspada dan pantau terus tumbuh kembang anak, beri makanan yang bergizi dan jaga kebersihan agar tidak mudah terkena penyakit,” himbaunya.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yuni Rahayuningtyas mengatakan, pada 2035, Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif meningkat tajam. Untuk itu, dia mendorong masyarakat untuk meningkatkan kualitas SDM generasi muda usia produktif, agar nantinya tidak menjadi beban negara.

Menurutnya, rendahnya kualitas SDM salah satunya disebabkan oleh stunting. Untuk itu, pencegahan stunting mesti dilakukan sejak dini, agar generasi muda Indonesia ke depannya berkualitas dan cemerlang.

Dia membeberkan, stunting pada anak akan sangat berdampak buruk hingga dewasa. Tak hanya membuat IQ menjadi lebih rendah, tapi juga metabolisme tubuh menjadi lemah, sehingga mudah terjangkit penyakit.

“Jangan sampai gara-gara stunting, ketika bonus demografi terjadi membuat generasi muda kita kualitasnya rendah. Penduduk banyak tapi tidak berkualitas, sama saja dengan beban,” ujarnya

Sadar akan pentingnya pencegahan stunting, Yuni mengajak warga Jepara untuk gaspol cegah stunting, salah satunya dengan mengedukasi para remaja agar tidak menikah di usia dini. Ibu hamil diimbau selalu menjaga asupan makanan yang bergizi, dan rajin memeriksa kandungan ke tenaga kesehatan minimal sebanyak enam kali. Orang tua pun harus waspada dan terus memantau pertumbuhan anak pada 1.000 hari pertama kehidupan, dengan memberikan asukan makanan yang bergizi.

Pentingnya pencegahan stunting pun diamini oleh Pranata Humas Ahli Muda BKKBN Jateng Tatas Aji Dharma. Tatas menyampaikan, pencegahan merupakan penanggulangan stunting paling efektif. Pencegahan stunting dapat dimulai dari calon pengantin.

Bekerja sama dengan Kemenag, imbuhnya, calon pengantin diedukasi untuk menyiapkan perencanaan keluarga. Salah satunya, merencanakan kehamilan dengan menyiapkan tubuh ibu, agar siap dan sehat untuk mengandung.

“Pencegahan menjadi cara efektif untuk menaggulangi stunting. Dimulai dari edukasi ke calon pengantin agar menyiapkan perencanaan keluarga,” bebernya.

Tatas menambahkan, stunting di Jateng masih sekitar 20,9 persen dengan target nasional pada 2024 mencapai 14 persen. Agar tercapai target, setidaknya dalam setahun, seluruh pihak mesti gaspol dalam penurunan stunting di Jateng, sehingga dapat menurunkan angka stunting minimal 3,5 persen. (Ic/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait